Bulukumba, JaringBisnis. Perjalanan ekspedisi jalur rempah (EJR) SM SADe 2024 di hari ke-7 dilanjutkan menuju Kabupaten Bulukumba. Di galangan H. Abdullah, peserta menyimak seluk beluk pembuatan kapal Phinisi, sebagai kapal tradisional yang dikonservasi sebagai warisan dunia -di bawah supervisi Unesco karena perannya dalam sejarah jalur rempah.
Keesokan harinya rombongan bergerak menyebrangi selat menuju Pulau Selayar. Kunjungan dilakukan ke museum Pulau Selayar dan museum nekara dan meriam. Emma, narasumber dari UPTD Dinas Kebudayaan setempat, menjelaskan peran penting Pulau Selayar dalam sejarah jalur rempah, yaitu sebagai tempat tujuan perdagangan setidaknya sejak abad ke 14.
Pada masa itu, kapal-kapal yang bermaksud melakukan jual beli, termasuk rempah, dari arah timur dan barat Nusantara, bertemu di Pulau Selayar yang bentuknya membujur dari utara ke selatan. Pada sore hari, rombongan melakukan eksplorasi di lingkungan Pantai Baloiyya yang eksotik sambil menikmati sunset.
Eksplorasi terakhir dilakukan keesokan harinya, ketika rombongan tiba di Makassar. Rombongan mengunjungi Benteng Roterdam yang awalnya didirikan Kerajaan Gowa, dan diambil alih oleh VOC Belanda melalui perjanjian Bongaya. Pada masanya benteng tersebut memiliki peran penting yang digunakan VOC untuk mengontrol perdagangan, khususnya rempah.
Rombongan menjelajahi kawasan Benteng Roterdam yang eksotik. Di area tersebut terdapat beberapa bangunan yang dulunya berfungsi sebagai kantor VOC, sarana kesehatan, sarana ibadah, asrama prajurit, tempat tahanan VOC, termasuk bangunan khusus yang digunakan menahan Pangeran Diponegoro termasuk pengikut setianya, hingga beliau wafat.
Semua perjalanan dalam ekspedisi jalur rempah SM Sekolah Alam Depok ke seluruh tempat bersejarah di Ambon, Banda Neira, Bulukumba, P. Selayar, dan Makasar, difasilitasi penuh oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek yang telah memberi akses masuk ke museum serta memfasilitasi pendampingan narasumber yang kompeten.
Ninis Wardani dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek menjelaskan bahwa sekolah merupakan bagian dari ekosistem yang menjadi sasaran program pengembangan dan konservasi budaya nasional, yang menjadi perhatian penting pemerintah Indonesia.
Rencananya hasil ekspedisi ini akan dipamerkan dan diseminarkan pada akhir bulan Juni 2024. SM SADe juga bermaksud mengompilasi pengalaman seluruh peserta dalam sebuah onthologi. Publik juga dapat melihat dokumentasi dari kegiatan EJR SADe 2024 melalui IG dengan akun: @esemsade.
Perjalanan Ekspedisi Jalur Rempah SM SADe 2024 terselenggara juga atas dukungan Aneka Tambang, PT. PHAPROS, Baznas, Jaringan Sekolah Alam Nusantara, Pemkot Kota Depok, Dompet Dhuafa, Bumida Syariah, Javana, penerbit Bestari, dan jaringbisnis.com sebagai media partner. (JB/02/GlG)