TERUJI, POTENSI MINYAK SAWIT SEBAGAI LILIN PADA PROSES MEMBATIK

Proses membatik (Foto : Pixabay)

Jakarta, JaringBisnis. Produk-produk olahan berbasis minyak sawit memang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia, mulai dari ritual bangun tidur, mandi, makan, memakai wewangian, berkendara, dan sebagainya, hingga kembali tidur. Ternyata, minyak sawit juga potensial menjadi malam atau lilin pada prosesi membatik.

Beberapa waktu lalu, di ruang Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Cirebon, 100 orang pengrajin batik Cirebon antusias mencanting, tapi kali ini berbeda dengan keseharian mereka yang biasanya menggunakan malam (lilin) berbasis minyak bumi atau wax parafin. Mereka memakai malam (lilin) berbahan baku minyak sawit. Malam digunakan sebagai perintang warna dalam proses membatik.

Diulas bpdp.or.id, kegiatan ini merupakan rangkaian Sosialisasi dan Inkubasi Malam Sawit yang diselenggarakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berkolaborasi dengan KPPN Cirebon pada 2-3 Mei 2024 di Kota Cirebon. Selain kegiatan sosialisasi kepada pengrajin batik, dilakukan pula Lomba Membatik bagi siswa/siswa SMK kota Cirebon yang dilaksanakan pada Jumat (3/5).

Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana/Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS, Kabul Wijayanto, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan dalam menjaga warisan budaya Indonesia sekaligus upaya meningkatkan penggunaan produk turunan sawit dalam proses produksi kain batik.

“Inovasi malam sawit dikembangkan pada tahun 2017 oleh peneliti BPPT, yang saat ini telah menjadi BRIN, yang kemudian mulai digunakan dan dikembangkan lebih lanjut oleh beberapa pengrajin batik,” kata Kabul Wijayanto,”BPDPKS telah melakukan rangkaian kegiatan sosialisasi penggunaan malam sawit kepada para pengrajin batik, antara lain di Solo, Yogyakarta, dan masih akan kami lanjutkan di beberapa sentra produksi batik lainnya.”

Kepala Divisi UKMK BPDPKS Helmi Muhansyah menerangkan bahwa tujuan lain dari kegiatan ini adalah mempromosikan kebaikan-kebaikan kelapa sawit kepada masyarakat. “Produk kelapa sawit dan turunannya digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kita, namun masih banyak black campaign yang mendiskreditkan kelapa sawit,” kata Helmi.

Dalam kegiatan ini, BPDPKS menggandeng CV Smart Batik sebagai salah satu pelopor penggunaan malam sawit dalam produksi batiknya. CEO Smart Batik, Miftahuddin Ihsan, mengatakan bahwa telah melakukan serangkaian uji coba dan pengembangan malam berbahan baku minyak sawit. “Kami telah bisa memproduksi malam sawit yang dapat digunakan dengan baik dalam memproduksi kain batik, sebagaimana yang ditunjukkan dalam workshop hari ini,” katanya.

“Penggunaan malam sawit memiliki beberapa keunggulan karena bisa mensubstutusi parafin impor dengan produk lokal, lebih sustainable dan ramah lingkungan, serta menjadi bahan baku yang halal,’’ pungkas Miftahuddin Ihsan. (JB/02/GlG)