KIPRAH KAMPUS IISIP JAKARTA, LAHIRKAN INSAN PERS TAAT AZAS

Kampus IISIP Jakarta di saat malam (Foto ; GlG)

Jakarta, JaringBisnis. Jika bicara insan pers dan pelaku komunikasi 360 derajat, maka Kampus Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP Jakarta) bisa menjadi sumber referensi terbaik. “Alhamdulillah, banyak alumni kami menduduki posisi-posisi strategis, khususnya di institusi yang terkait dengan bidang komunikasi,” kata Omar Gilang Abidin, Pembantu Rektor III IISIP Jakarta, Rabu (15/4/2024).

Dunia media Indonesia tak mampu menafikan kehadiran lulusan IISIP Jakarta, karena banyak di antara para lulusan menjadi pengambil keputusan di perusahaannya. Tentu saja hal ini memengaruhi jejak rekam perjalanan dunia jurnalistik di tanah air. “Dibangun lebih dari 70 tahun silam, kampus ini bergerak seiring tumbuhnya ilmu komunikasi, terutama ilmu jurnalistik yang dinamis,” kata Omar.

Omar mengatakan bahwa di masa silam khalayak mengenal IISIP Jakarta sebagai kampus perjuangan. Karena dari kampus ini lahir tokoh-tokoh pergerakan, sekaligus tokoh pers nasional yang berpegang teguh pada etika komunikasi. Orang-orang yang taat azas dan kritis terhadap penyimpangan.

“Alasan lainnya mengapa disebut kampus perjuangan, karena kampus ini identik dengan biaya kuliah yang murah, yang memberikan kesempatan pada anak muda pemegang masa depan Indonesia agar bisa mengecap pendidikan yang baik, dengan standar keilmuan teruji yang mengedepankan moralitas dan etika,” kata Omar,”Mereka yang mendaftar di IISIP sebagian besar datang dari keluarga ‘kebanyakan’ atau strata sosial menengah.”

“Inilah yang mungkin memengaruhi karakteristik DNA lulusan IISIP. Ya, mereka menjadi jurnalis atau pelaku komunikasi massa yang peka terhadap kesulitan rakyat. Karena mereka memang mencium bau keringat rakyat dalam arti yang sesungguhnya. Yaitu, keringat orangtua atau dirinya sendiri untuk berjuang agar dapat meneruskan kuliahnya,” kata Omar.

Murahnya BIaya Kuliah di IISIP

Jika saat ini dunia pendidikan Indonesia dihebohkan dengan biaya kuliah yang fantastis, mencapai puluhan hingga ratusan juta, yang bahkan jika diterima di universitas negeri, IISIP Jakarta tetap setia dengan khittah-nya. Dengan biaya masuk paling tinggi hanya Rp 13.425.000, seorang pemuda/i dari kalangan biasa dapat kuliah. Angka sebesar itu sudah termasuk uang pangkal, uang kuliah satu semester, jaket, keanggotaan perpustakaan, uang pangkal kemahasiswaan, dan uang ujian.

Lalu biaya persemesternya? Berdasarkan brosur, dengan mengambil delapan mata kuliah maka biaya persemesternya paling tinggi hanya Rp 5.700.000 itupun untuk program studi jurnalistik, hubungan masyarakat, dan periklanan yang memang menjadi program studi unggulan di kampus ini . Untuk program studi kesejahteraan sosial bahkan biaya persemesternya hanya Rp 3.750.000. Biaya kuliah untuk program diploma D3 bahkan sangat terjangkau, jauh di bawah angka UMR Jakarta.

Selain S1 dan D3, IISIP Jakarta juga memiliki program pascasarjana (S2) ilmu komunikasi dan kelas karyawan yang biaya pendidikannya relatif bersahabat. Hanya sedikit lebih tinggi dari biaya kuliah untuk S1.

Murah Bukan Berarti Murahan

Meski biaya kuliahnya murah, namun fasilitas yang mendukung proses praktik komunikasi dapat disebut istimewa. Misalnya laboratorium desain grafis, ada lebih dari 20 komputer mac dengan usia relatif muda yang disiapkan untuk mahasiswa/i.

Juga ada studio podcast yang kedap suara, mewah, luas, didukung peralatan yang mumpuni. Bisa dibilang lebih keren tinimbang kebanyakan studio podcast para content creator saat ini. Pun ada laboratorium fotografi, laboratorium audio -di mana mahasiswa bisa melakukan siaran radio yang didengarkan seluruh kampus dan masyarakat sekitar, dan laboratorium audio visual.

Ada juga lapangan olahraga, seperti basket, futsal, yang dikelilingi pepohonan rindang. “Karenanya, nama lain kampus IISIP Jakarta adalah kampus tercinta. Kampus yang dicintai oleh mahasiswa, orangtua, masyarakat, dan seluruh stakeholder-nya,” kata Omar seraya tersenyum,”murah, bukan berarti murahan. Tapi kami meneruskan semangat pendiri kampus ini, bapak A.M. Hoetasoehoet untuk memberi kesempatan generasi muda Indonesia agar bisa kuliah dengan standar yang teruji, terbukti, dan terevaluasi.”

Kampus IISIP Jakarta yang terletak di Jl. Lenteng Agung No.32, Jakarta Selatan, adalah saksi bisu sejarah perjalanan panjang jurnalistik Indonesia. Boleh jadi, ia merupakan pilihan bagi anak muda idealis yang punya cita-cita luhur: Menjadi insan pers Indonesia yang peka terhadap nasib rakyat, berani menyampaikan kebenaran, sekaligus taat azas. (JB/02/GlG)