NEKAT BACKPAKERAN MENJELAJAH BANGKOK DAN PATTAYA, THAILAND

Nong Nooch Village merupakan taman tropis yang berada di Provinsi Chanburi. FOTO: DOK PRIBADI

Jakarta, JaringBisnis. Tidak ada kata tua atau terlambat untuk ngebolang (baca: traveling). Diusiaku yang sudah mendekati setengah abad justru baru mendapatkan pengalaman pertama ngebolang ke luar negeri bersama putri terkasihku.

Sebenarnya tidak cukup hanya satu halaman untuk ku bercerita betapa pengalaman yang kami alami sangat berkesan. Betapa tidak, kami hanya berdua saja ngebolangnya. Dengan mengusung konsep backpakeran, kami nekat menjelajah Bangkok dan Pattaya di Thailand selama 4 hari 3 malam. kamipun selama dua malam menginap di Bangkok dan satu malam menginap di Pattaya.

Anggaran dan Itinerary
Menyusun rencana juga menabung kami lakukan beberapa bulan sebelum hari H. Aku mempercayakan semua urusan seperti, menyusun itinerary, penginapan, dan transportasi serta budget yang harus kami anggarkan kepada putri semata wayangku. Tentu saja budget backpakeran alias mengandalkan harga-harga promo.

Harga promo terutama untuk pesawat terbang (pergi pulang), penginapan, dan tiket wisata. Karena konsep backpakeran itu kami berdua benar-benar membawa ransel dan menginap di penginapan murah tetapi nyaman dan bersih. Itu sebabnya 3 malam kami menginap di 3 tempat berbeda. Malam pertama di Erawan House Bangkok. Malam kedua di Jomtien Hostel Pattaya. Dan malam ketiga di Be My Guest 36 Bangkok.

Sedangkan untuk transportasi selama di sana kami menjadi warlok (warga lokal). Naik bus umum, MRT, LRT, Songthaews, Klong San Saep Boat, dan Taxi. Hanya Tuktuk yang tidak kami naiki karena pengemudi nya ngegetok harga seenaknya.

Kendala bahasa dan halal food warlok sana jarang yang bisa berbahasa Inggris (say thank you untuk google translate, tinggal menunjukkan hp, komunikasi pun lancar).

Thailand bukan negara yang mayoritas penduduknya muslim. Hal ini membuat kami hati-hati memilih makanan. Selain buah-buahan yang melimpah tuk kami makan, makanan “aman” untuk kami ternyata bisa didapatkan di Sevel (Seven Eleven). Di Sevel ini mereka menjual makanan cepat saji berlabel halal.
Kita tinggal tunjukkan gambar yang ada di google kepada penjaga toko Sevel, mereka akan carikan makanan siap saji yang dimaksud.

Bertemu John
Jika kita ke Thailand, Wat Arun, Wat Pho, Wat Saket (The Golden Mount), Nongnooch Garden, Kawasan Khao San Road, Silverlake, Asiatic, Kawasan Pratunam market adalah tempat-tempat yang tidak boleh luput dikunjungi. Bahkan sepertinya sudah menjadi destinasi wajib. Dan bagi kami yang tak terlupakan adalah bertemu dengan John Sharp. Pria paruh baya berkebangsaan Inggris dan Perancis ini pemilik Jomtien Hostel di Pattaya tempat kami menginap.

Bisa bertemu John ditengah bingungnya kami ketika sampai di Pattaya adalah keberuntungan. Beruntung John fasih berbahasa Indonesia (termasuk bahasa Thailand, Siam/Myanmar). Beruntung John bersedia mengantar kami keliling Pattaya, dan menjadi guide (sekaligus fotografer) sehingga kami dibawa ke tempat yang tidak ada dalam itinerary kami.

John mengantar kami kembali ke Bangkok, serta memastikan kami aman. Keberuntungan itu tidak gratis memang, tetapi biaya yang kami keluarkan sangat worth it. Biaya itu hanya untuk sewa mobilnya John saja.

Destinasi Unik
Tempat yang kami kunjungi tak terlupakan adalah Phra Maha Mondop Phutthabat karena untuk mencapainya kami menapaki 500 anak tangga. Keunikannya, tiap anak tangga yang kita injak, anak tangga tersebut akan berdenting, mengeluarkan bunyi ting-ting-ting. Lelah kami menaiki tangga terbayar ketika sampai di puncaknya. Mata kami dibuai dengan pemandangan yang aduhai eloknya.

Tempat berkesan yang kami kunjungi juga adalah The Moslem Halal Food Central Pattaya. Untuk sekejap kami memanjakan lidah kami dengan hidangan Thailand halal. Tidak cukup memang menjelajah Bangkok dan Pattaya di Thailand hanya 4D3N. Seperti yang dikatakan John butuh minimal satu bulan. Namun jatah cuti kantor putriku telah memanggil kami untuk bergegas kembali ke Jakarta.

Melalui tulisan ini aku ingin berbagi pengalaman bahwa kita tidak perlu takut mengunjungi tempat-tempat asing/baru karena pasti ada saja jalannya diberi kemudahan selama kita berbuat baik. Ungkapan yang menyatakan, “jika kita baik maka kita pun akan dipertemukan dengan orang-orang baik” sudah kami alami. Jadi… yuk kapan kita ngebolang dengan backpakeran tentunya . (JB/01/Mustikayani/Ole)