MENAG INGATKAN JEMAAH HAJI JAGA KESEHATAN SELAMA DI TANAH SUCI

Menteri Agama Nasaruddin Umar. (dok kemenag)

“Jangan sampai energi terkuras di awal. Tujuan utama kita adalah berhaji, bukan sekadar berziarah,” ujar Menag di Asrama Haji Pondok Gede, Kamis (1/5/2025) seperti dikutip kemenag.go.id.

Ia mencontohkan semangat sebagian jemaah mengejar Arba’in (shalat berjamaah 40 waktu di Masjid Nabawi) hingga memaksakan diri hingga sakit. “Jangan sampai karena mengejar Arba’in, akhirnya tidak sanggup menyempurnakan ibadah haji di Mekkah,” tegas Menag.

Ia mengingatkan bahwa Arba’in merupakan ibadah sunnah, sedangkan haji adalah wajib. Karena itu, ia meminta jemaah menyimpan energi untuk menghadapi puncak haji termasuk wukuf di Arafah dan rangkaian ibadah di Mekah.

“Dalam ibadah, jangan sampai yang sunnah dikedepankan, sementara yang wajib terabaikan. Jagalah kesehatan. Setelah Arafah dan puncak haji selesai, insya Allah kita masih bisa lanjut umrah bagi yang kuat,” jelasnya.

Menkes Budi Gunadi Sadikin yang hadir dalam acara pelepasan memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan jemaah. Ia menyebutkan, pada 2023 tercatat lebih dari 773 jemaah haji Indonesia wafat, mayoritas karena penyakit jantung dan paru.

Karena itu, ia mengimbau jemaah menjaga kondisi sejak keberangkatan hingga pulang ke Tanah Air.

“Bapak Ibu, kalau ingin berbuat baik, jagalah kesehatan. Karena jika banyak jemaah tidak sehat, dampaknya bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada jemaah haji Indonesia di masa depan. Kondisi tingkat kesehatan jemaah ini bisa berdampak pada pembatasan kuota dan kenaikan premi asuransi bagi jemaah selanjutnya,” tegas Menkes.

Ia juga menyarankan agar jemaah senantiasa memantau kondisi kesehatannya. Menurutnya ada tiga indikator yang dapat menyebabkan serangan jantung, sebagai penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian jemaah haji.

“Serangan jantung itu tidak muncul tiba-tiba, ada tiga indikatornya, yaitu darah tinggi, gula tinggi, kolesterol tinggi. Tiga indikator ini yang paling banyak memicu serangan jantung di tanah suci,” tambahnya.

Kuatkan niat

Menag juga menegaskan bahwa haji bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual menuju langit, yang penuh dengan kesucian dan pengorbanan.

“Perjalanan haji ini bukan perjalanan biasa. Ini adalah perjalanan ke langit. Karena itu, perbaikilah niat, karena keikhlasan adalah vitamin paling kuat dalam menjalankan ibadah ini,” ujar Menag.

Menag mengingatkan, tidak semua orang mendapat undangan dari Allah untuk berhaji. “Ratusan juta umat Islam di dunia, tetapi yang diundang hanya segelintir. Maka jagalah kesucian perjalanan ini, jangan sampai energi tersedot oleh hal-hal yang tidak perlu,” tambahnya. (JB/03/Wid)