Jakarta, JaringBisnis. Tembang Lir Ilir berkumandang di panggung musik dunial dalam event Asia Pasific Music Festival (APMF) di Fujian, Tiongkok, 4-6 Oktober 2025. Tembang tersebut dimainkan kelompok musik kreatif-akulturatif dari Yogyakarta, Ki Ageng Ganjur (KAG).
Penampilan Ki Ageng Ganjur (KAG) dibuka dengan komposisi ‘Sound of Peace’ karya Dwiki Dharmawan. Suatu komposisi musik yang memadukan unsur gamelan dan Barat dengan nuansa Timur Tengah, Nusatara dan Eropa. Komposisi mencerminkan terjadinya dialog yang sejajar dan seimbang antara Barat dan Timur, antara Tradisional dan modern. Spirit perdamaian ini yang terkandung dalam komposisi ini sehingga dinamai ‘Sound of Peace’.
Saat lagu Lir Ilir dinyanyikan, para penonton tertegun sambil bergoyang mengikuti irama musik, meskipun mereka tidak faham lirik lagu yang dinyanyikan. Penonton yang hadir pada saat itu, seperti larut dalam komposisi musik yang dimainkan oleh KAG. Mereka tertegun mendengar komposisi musik yang unik, yang memadukan unsur jazz dan blues dengan gamelan Bali dan langgam Jawa.
Selain Li-Ilir, KAG juga membawakan lagu-lagu daerah yang dinyanyikan secara medley dengan komposisi yang variatif. Animo penonton makin meningkat ketika KAG membawakan lagu-lagu rock dengan nuansa etnik Nusantara. Lagu “Wind of Change”, “Sweet Child o Mine”, dan “Heal The World” dibawakan dengan komposisi yang unik dan kreatif, memadukan lead gitar, keyboard dan saxophone dengan gamelan, angklung dan suling bambu.
Sambutan penonton makin meriah ketika KAG membawakan lagu Tiongkok berjudul Yue Lioang Dai dan Tian Mi mi. Kedua lagu ini juga diaranseman dengan sentuhan musik etnik Nusantara yang menggunakan gamelan, suling, angklung dan gendang. Hampir seluruh penonton yang hadir di lapangan Mazu Meizhou Square sore itu serentak bergoyang dan nyanyi bersama ketika lagu tersebut dinyanyikan.
Tuai apresiasi
Selain mendapat sambutan dan apllause penonton yang meriah, KAG juga mendapat apresiasi yang sangat baik dari panitia. Mrs Liu, salah seorang supervisor dari event tersebut segera menyambut para musisi KAG saat turun panggung, menyalami dan memeluk satu persatu seluruh musisi dan crew sambil terus mengucapkan terima kasih.
Tanggapan yang sama juga disampaikan oleh Mr. Tao, manager promosi event APMF tahun ini. Menurutnya, penampilan KAG kali ini memberikan warna lain dari festival musik tahun ini.
“Dengan kehadiran KAG warna festival kali ini menjadi lebih variatif karena ada sentuhan unsur etnik-tradisional. Sentuhan nuansa etnik-tradisional yang dimasukkan dalam komposisi musik moderen membuat warna musik menjadi semakin unik dan menarik,” jelasnya.
Sementara itu Li Pei Feng dari Cheng Ho Museum yang menjadi inisiator dan sponsor KAG dalam event ini juga merasa puas. Li menyatakan penampilan KAG di event ini merupakan jembatan kebudayaan antara Indonesia dan Tiongkok. Melalui event ini KAG telah memperkenalkan musik dan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia, khususnya masyarakat Tiongkok.
“Saya akan terus memperkenalkan KAG dan budaya Islam Nusantara kepada masyarakat China. Kami berharap Ki Ageng Ganjur dapat kembali dan memperkenalkan budaya Islam Nusantara di sini,” katanya.
Rasa puas atas suksesnya penampilan KAG di ajang APMF ini juga disampaikan oleh Al-Zastrouw pimpinan Ki Ageng Ganjur dan juga Ketua Tim (Team Leader) Misi Kebudayaan KAG ke Tiongkok. Zastrouw merasa bersyukur dan bangga karena komposisi musiik yang ditampilkan oleh KAG mendapat sambutan dan apresiasi tinggi dalam event internasional.
“Kami tidak mengira akan mendapat respon dan apresiasi sebesar ini saat kami membawakan lagu daerah Nusantara. Kami juga tidak mengira komposisi dengan sentuhan etnik-tradisional dapat menarik perhatian penonton di sini. Ini benar-benar surprise bagi kami” kata Zastrouw.
“Saya bersyukur misi kebudayaan yang dibawa Ki Ageng Ganjur kali ini dapat terlaksana secara sukses dan lancar. Saya juga merasa bangga musik etnik Nusantara dapat bergema di panggung internasional dan diterima masyarakat dunia,” tambahnya.
Event musik internasional
Asia Pasific Music Festival (APMF) adalah event musik internasional yang diselenggarakan China International Communication Grup (CICC) Divisi Center for Asia Pasific Culture yang didukung oleh pemerintah lokal Fujian. Sebanyak 20 kelompok musik dari kawasan Asia Pasifik hadir menjadi pengisi acara pada tahun ini.
Setiap hari tampil enam sampai tujuh kelompok musik di panggung yang sangat megah dan mewah. APMF memang bukan event yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Penyelenggaraan event ini tergantung pada hasil keputusan tim organiser comitte. Meski bukan event berkala, event ini selalu mendapat sambutan dan perhatian yang tinggi dari masyarakat. (JB/03/Wid)
seni, seni musik, musik,