Jakarta, JaringBisnis. Keluarga balap sepeda, khususnya untuk genre BMX (race, flatland, dan freestyle) di DKI Jakarta berduka. Kolonel Sus (Purn) Ir. H. Husaini Mamaja Sembiring, M.H., wafat hari ini sekitar pukul 14.00 WIB, Senin (19/8/2024), karena sakit di RS Harapan Kita, Jakarta.
Bang Maja, panggilan akrabnya, adalah perwira tinggi di TNI – Angkatan Udara yang memiliki hobi bersepeda. Di awal-awal hobinya, ia kerap bersepeda dengan komunitas bersepeda di Bekasi dan kerap memberi dukungan untuk semua aktivitas bersepeda yang dilakukan banyak komunitas di wilayah Jakarta Timur, Pondok Gede, dan Bakasi.
Pertemanannya dengan Joko, seorang pegiat sepeda, membuatnya pemahamannya terkait fasilitas bagi pesepeda, khususnya di genre MTB (dual cross) dan BMX race, flatland, dan freestyle, di DKI Jakarta terbuka. Ia yang menjadi pimpinan di Satharlan (Satuan Pemeliharaan Pangkalan), Halim, Jakarta Timur, memberikan ruang bagi pesepeda untuk berlatih di area militer tersebut.
Bang Maja, memberikan contoh nyata ketika TNI (khususnya Angkatan Udara) adalah bagian dari rakyat. Kawasan TNI yang ketat, kini diperbolehkan dan menjadi pusat aktivitas bersepeda bagi masyarakat, tentunya dengan tetap mengedepankan tata tertib dan aturan yang berlaku di area militer. Tapi lebih dari itu, ia memberikan harapan bagi pesepeda DKI Jakarta dari genre BMX dan MTB bukan hanya fasilitas berlatih, tapi perlahan-lahan mengukir prestasi di tingkat nasional bahkan internasional.
Satharlan Bike Park terbentuk. Tentu saja ia menjadi penasehat di komunitas yang kini punya fokus tambahan: Prestasi. Karenanya, Bang Maja mulai membuat lomba balap sepeda dimulai dari MTB dual cross, dan selanjutnya disusul genre yang sedang naik daun seperti BMX race, flatland, dan freestyle. Siapa sangka, lomba-lomba di Satharlan bahkan memikat pebalap dari luar kota turut serta. Salah satu lomba tahunan yang terkenal adalah Battle of Satharlan. Ia sendiri yang turun tangan mencari sponsor untuk lomba, dan lebih sering menutupi biaya dari kantong pribadinya.
Meski menjadi perwira TNI yang sederhana, sikap Bang Maja dalam mendukung olahraga sepeda di DKI Jakarta bisa dikatakan all out. Ia tak ragu merogoh koceknya dalam-dalam untuk membiayai atlet yang berlomba, atau memberikan apresiasi bagi atlet berprestasi. Dan hal terbesar yang ia lakukan adalah bergotong-royong membangun track BMX dengan material aspal -itu kali pertama DKI Jakarta memiliki track BMX beraspal (sebelumnya ada track BMX di area Ancol, namun sifatnya track yang dibuat darurat untuk kebutuhan Sea Games, dan belum berlapis aspal).
“Wah, besar ini biayanya,” suatu ketika saat ditanya,”bisa seharga motor trail CC besar.” Besarnya biaya, membuat pembangunan track itu dilakukan secara perlahan, bertahap, dari patungan wali murid, patungan komunitas, dan tentunya dari dompet Bang Maja sendiri yang jumlahnya tentu lebih besar.
Dan, lahirlah BRJ atau BMX Race Jakarta, dengan pengurus Hebron -yang juga menjadi orang di belakang pembuatan track, Dede Dewanthono yang kelak menjadi Pengurus ISSI Jakarta, Joko, Mudji anggota TNI ramah yang kerap membantu merawat track, Heridono yang kelak menjadi pengurus ISSI DKI Jakarta, Priyo sebagai pelatih, Gilang, Adam, dan beberapa komunitas Jabodetabek yang juga mendekat.
Sementara dari genre lain tercatat nama-nama seperti Alfan, Dion, Parman, Indra Sadun, Roni Rambo, Lie WR, Syaifudin Zuhri, Rully, Yusuf, Hadi, Frans Ardi, Bayu, Adi Kusyanto, Anjar, dan muncul nama Ikhsan Meliala -putra dari Bang Maja yang juga mencintai olahraga ini. Itu adalah era-era termanis komunitas sepeda DKI Jakarta. Di mana lahir pebalap-pebalap berprestasi nasional seperti Nana, Ayasha, Bisma, Raiden Raga, Shahnaz Gunantika Mumtaz, Vino, Adjie, Putra, dan masih banyak lagi, meskipun saat itu pelatih di Satharlan sudah tidak lagi melatih karena diangkat menjadi pelatih nasional.
Satharlan Bike Park kini tinggal kenangan karena kebutuhan pembangunan dari TNI Angkatan Udara, pun seiring kepindahan Bang Maja ke Departemen Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Namun perhatiannya tak pernah pupus, kerap ia menyapa melalui WA Group, atau memberi selamat manakala anak asuhnya dulu menjadi juara.
Ia, yang berjasa untuk balap sepeda DKI Jakarta, dan Indonesia, kini meninggalkan kita. Innalillahi wa inna Illaihi roji’uun. Selamat jalan Bang Maja, semoga husnul khotimah, dan seluruh kebaikanmu dicatat sebagai ladang pahala yang tak pernah terputus. Dari kami, orang-orang yang mencintaimu… (JB/02/JaringBisnis)