Depok, JaringBisnis. Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (FIB UI) menyelenggarakan Diseminasi Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (Pengmas) di Sumba melalui gelar wicara yang bertajuk: “Mata Air dalam Budaya Sumba” di Auditorium Gedung IV, FIB UI, Depok, Kamis (26/9).
Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil dari rangkaian kegiatan Pengmas di Sumba sekaligus memperkenalkan budaya Sumba ke mahasiswa FIB UI.
Dalam penyambutan Ketua Tim Pengmas FIB UI, Dr. Hendra Kaprisma, S.Hum menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tim Pengabdi yang telah berkontribusi dalam kegiatan Pengmas di Sumba, juga kepada Bapak Kristoper Bili, perwakilan dari Yayasan Rumah Seni Wanno, yang sudah datang dari Sumba dan bersedia menjadi pembicara.
Diah Kartini Lasman, M.Hum, menyampaikan harapannya melalui gelar wicara ini, budaya dan mata air Sumba bisa semakin dikenal di cakupan yang lebih luas, terutama mahasiswa FIB.
Sebelum memasuki sesi gelar wicara, terdapat penayangan video dokumentasi kegiatan Tim Pengabdi selama di Sumba, terutama pada saat mengunjungi mata air sakral yang terdapat di Kampung Situs Nderi Kambajawa, Sumba Tengah. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Kristoper Bili.
Dr. Suma Riella Rusdiarti, S.S., M.Hum, yang juga merupakan anggota pengabdi Tim Pengmas Sumba, menjadi moderator dalam sesi gelar wicara. Bersama dengan pembicara Kristopel Bili.
Keduanya memandu perbincangan dan diskusi mengenai mata air di Sumba yang tidak hanya menjadi sumber air bersih bagi masyarakat di sana, tetapi juga merupakan bagian dari budaya yang penuh dengan makna spiritual.
Narasumber juga membagikan kisah dan cerita mengenai Adat Marapu yang masih kental dan rutin dilaksanakan di Sumba. Setelah itu, sesi tanya jawab dengan audiens dibuka.
Mahasiswa yang menjadi audiens dalam gelar wicara ini tampak antusias dalam memberikan pertanyaan yang penuh rasa ingin tahu mengenai mata air dan budaya di Sumba.
Salah satu mahasiswa Program Studi Prancis terpilih menjadi penanya terbaik, dan mendapatkan cenderamata berupa kain tenun asli dari Sumba.
Sesi gelar wicara ini kemudian dilanjutkan dengan pemberian sertifikat kepada pembicara, dan diakhiri dengan dokumentasi bersama.
Harapannya melalui Diseminasi Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat di Sumba dengan gelar wicara ini, dapat membangun kesadaran banyak orang akan pentingnya menjaga dan melestarikan mata air sebagai sumber kehidupan sekaligus warisan budaya.
Mata air Juga dapat mengangkat kearifan lokal di Sumba, dan mendorong partisipasi berbagai pihak untuk bekerja sama dalam pelestarian lingkungan di Sumba.(JB/01/Ole).