Cianjur, JaringBisnis. Perjalanan dari Depok ke Desa Pasir Kuda, Cianjur Selatan, yang memakan waktu hampir lima jam terbilang sangat melelahkan. Namun suasana hati menjadi cair ketika tenda sudah dipasang mengadap Curug Citambur. Cerita tentang surga tersebunyi di Cianjur memang menjadi kenyataan.
Hari menjelang sore dan beberapa wisatawan lokal sudah membooking glamping yang ada dan mendirikan tenda. Semua menghadap kearah Curug Citambur yang berjarak 2 km. Didepan penginapan menghampar sawah luas dalam kondisi pada sedang menguning. Tim Liputan JaringBisnis berencana menginap dua malam di camping ground rumah viral Abah Jajang.
Menjelang magrib, suasana makin terasa syahdu. Setelah sholat magrib, tim liputan nongkrong dan menikmati secangkir teh panas juga sepiring pisang goreng. Beberapa pengunjung ditemui JaringBisnis, untuk sekeda ngobrol tentang suasana di Curug Citambur.
“ Saya tahu Curug Citambur dari medis sosial Tiktok, yang dibuat oleh Johan, cucu Abah Jajang. Rasa penasaran itulah makanya kami sekeluarga pingin kesini dan menginap, “ cerita Totok dari Ciledug, Tangerang yang datang bersama keluarga dengan sepeda motor. “ Ternyata memang asik tempatnya suasana pedesaan terasa kental sekali apalagi ada suara jangkrik dan kunang kunang yang beterbangan,’ imbuh Totok
Tim JaringBisnis yang hadir memang sangat merasakan sekali suasana malam yang benar benar seperti kembali ke masa dulu di kampung. Sunyi dan sepi hanya suara binatang malam, seseklai kelelawar terbang diatas tenda. Tak jauh dari tenda tim JaringBisnis, terdapat rumah viral Abah Jajang. Tim sempat datang menemui abah Jajang didepan rumahnya.
Perbincangan ringan tentang kondisi saat ini dirumah yang telah menjadi tujuan wisata lokal dari beberapa daerah, terutama Bandung, Jakarta, bahkan beberapa kali turis asing dari manca negara sempat datang, dari Australia dan Singapore. Rumah Viral Abang Jajang, yang sempat heboh di media sosial, bahkan sempat ditawar seharga Rp2.5 milyar oleh seorang pengusaha.
“ Abah tidak mau jual tanah leluhur ini, semua biar diurus anak cucu buat kehidupan mereka, Alhamdulillah, sekarang sudh mulai maju, semua dirapiin biar pengunjung betah disini. Villa sudah dibangun, tempat penginapan glamping juga ada, kamar mandi dan toilet juga disediakan untuk yang mau camping,” jelas abah Jajang.
Malam semakin larut, rupanya justru malam itu makin rame, kebetulan adalah malam Sabtu. Serombongan pengendara motor dari sebuah komunitas hadir, mereka jalan sehabis pulang kantor.Makanya baru sampai ke Citambur menjelang jam 12 malam. Ruang serbaguna yang dibuat dari bamboo, yang sore masih kosong, malam diisi oleh para premotor yang sudah kehabisan tempat menginap.
Kembali suasana makin meriah dan riuh, semua menikmati malam itu sebagai pengobat lelah selama perjalanan. Suasana malam yang juga terang membuat lokasi rumah viral bertambah syahdu, ditambah salah satu pengunjung yang masih menyalakan api unggun dan bermain musik.
“ Kalo nggak kesini, kapan lagi kita menemukan tempat yang indah, memang tempat indah itu jauh dari kota,” ungkap Maman, pengunjung dari Bandung, yang sudah dua kali ke Citambur.
Sayup sayup dari kejauhan terdengar suara air terjun Curug Citambur yang mempunyai ketinggian hampir 90 hingga 100 meter. Namun pelan pelan riuh tawa dan canda para pengunjung pun mulai tenggelam dan hilang seiring malam yang makin larut. Tak terasa jam 01.00 malam, tim Liputan JaringBisnis pun akhirnya meninggalkan ruang serba guna tempat pengunjung ngobrol dan kembali ke tenda untuk beristirahat.
Cerita perjalanan ini akan terus berlanjut keesokan hari dengan mengunjungi langsung keindahan Curug Citambur, yang berjarak hampir 2 km dari tempat penginapan. (JB/01/Mam/Ole)