MENANTI ASAP PUTIH DI ATAS TAKHTA SUCI

(meta ai)

Serangan stroke secara tiba-tiba itu membuat Paus Fransiskus mengalami kondisi koma hingga gagal jantung.

Berita meninggalnya Paus Fransiskus memang mengejutkan. Sehari sebelum wafat, Paus Fransiskus terlihat bugar.

Walau beberapa waktu lalu Paus Fransiskus memang sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama 38 hari karena mengalami masalah paru-paru. Namun, Paus Fransiskus menghadiri Misa Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (20/4/2025).

Dalam pesannya pada Misa Paskah tersebut, Paus Fransiskus menyoroti kondisi yang dialami bangsa Palestina di Gaza yang terus digempur Israel. Paus menyerukan segera diwujudkannya gencatan senjata di Gaza serta dikirimnya bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza.

Itulah kali terakhir Paus Fransiskus hadir di depan publik. Pada pesan terakhirnya kepada umat, Paus yang terpilih pada 13 Maret 2013 kembali menyerukan perdamaian di seluruh dunia.

Konklaf

Setelah Paus Fransiskus menghadap Sang Pencipta, Takhta Suci Vatikan akan memilih penggantinya yang akan menjadi Paus ke-267 sepanjang sejarah.

Pemilihan akan dilakukan pada periode sede vacante, masa kekosongan pemimpin Uskup Roma sekaligus pemimpin Gereja Katolik Dunia.

Pemilihan Paus yang baru akan dilakukan dalam sebuah konklaf atau pertemuan para Kardinal dari seluruh dunia. Konklaf akan berlangsung tertutup dan biasanya dilakukan 15-20 hari setelah kematian Paus.

Seperti dikutip BBC, Paus baru akan dipilih oleh Dewan Kardinal, sekelompok pejabat paling senior Gereja. Saat ini ada 252 Kardinal Katolik sedunia.

Namun dari jumlah tersebut hanya 138 yang memenuhi syarat untuk memberikan suara. Pasalnya, Kardinal yang berusia di atas 80 tahun tidak dapat memberikan suara walau dapat ikut serta dalam konklaf.

Selama konklaf berlangsung, para Kardinal akan ‘dikucilkan’. Mereka tidak boleh berkomunikasi dengan dengan siapapun, tidak diperbolehkan menggunakan telepon ataupun internet atau alat komunikasi lainnya.

Konklaf akan berlangsung dengan sangat rahasia di dalam Kapel Sistina, yang terkenal dengan lukisan Michelangelo.

Untuk bisa terpilih sebagai Paus, seorang calon harus mendapatkan dua pertiga plus satu suara. Syarat ini sering membuat masa sede vacante hingga terpilihnya Paus yang baru, bisa berlangsung lama.

Pada abad-abad sebelumnya, pemungutan suara bisa berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan bertahun-tahun.

Saat Paus Gregorius X terpilih mengantikan Klemens IV pada 1271, masa sede vacante berlangsung selama 2 tahun 10 bulan. Dimulai sejak 29 November 1268, konklaf baru berakhir pada 1 September 1271.

Bagi dunia luar, satu-satunya petunjuk bahwa konklaf telah memilih seorang Paus adalah asap yang keluar dari cerobong di Kapel Sistina. Warna asap yang berasal dari kertas yang dibakar akan menjadi penanda telah terpilihnya seorang pemimpin baru umat Katolik dunia.

Jika asap hitam yang terlihat, konklaf belum berakhir karena belum ada Paus yang terpilih. Namun, jika asap putih membubung dari cerobong asap Kapel Sistana, menandakan Paus baru telah dipilih. (JB/03/Wid)