Eva Yuniar, Awardee BSI Scholarship Jadi Delegasi ASEAN Australia Young Leaders Forum 2024 di Vietnam

va Yuniar Reza, Awardee BSI Scholarship Prestasi UGM menjadi delegasi ASEAN-Australia Young Leaders Forum 2024 (AAYLF) yang berlangsung di Ho Chi Minh City, Vietnam, 29 November–1 Desember 2024. (ist)

Jakarta, JaringBisnis. Setelah melalui rangkaian seleksi yang panjang dengan lebih dari 300 pendaftar, Eva Yuniar Reza, Awardee BSI Scholarship Prestasi UGM menjadi delegasi ASEAN-Australia Young Leaders Forum 2024 (AAYLF) yang berlangsung di Ho Chi Minh City, Vietnam, 29 November–1 Desember 2024. Eva lolos bersama dengan 49 delegasi dari berbagi negara lainnya.

AAYLF 2024 ini mengangkat tema “Innovasean Shaping Tomorrow Tech Leader Technology In Institution Emerging Technology And Technology For Good”. Forum kepemudaan yang yang menghubungkan generasi muda dari seluruh negara di ASEAN dan Australia untuk terlibat satu sama lain dalam mengatasi isu-isu paling mendesak saat ini.

AAYLF 2024 menghadirkan forum dengan berbagai subtema meliputi Future of Technology and Diplomacy, Critical and Emerging Technologies, Future of Artificial Intelligence, Diversity and Intersectionality in Tech, Conservation of Nature and Culture through Tech, Tech Solutions for Climate Risks, dan presentasi Policy Simulation.

Sebagai satu dari tujuh delegasi dari Indonesia, selain pencapaian kepemimpinan, motivasi yang kuat, Eva juga mengajukan mini esai yang mengantarkannya menjadi bagian dari delegasi Indonesia dengan judul “Biotechnology: Bridging Nature and Technology for ASEAN and Australia.”

Eva menilai bioteknologi merupakan teknologi mutakhir yang memiliki peran penting bagi manusia di masa depan, terutama bidang kesehatan. Asia Tenggara, terkhusus Indonesia, yang berada di wilayah tropis memiliki beragam kekayaan hayati yang memiliki banyak potensi.

Nanofiber Wound Healing merupakan salah satu inovasi bioteknologi yang menjadi subjek ide menjanjikan di masa depan, seperti pemanfaatan ekstrak daun kelor, alginat, dan binahong yang bisa digunakan sebagai material yang relatif ideal untuk konstruksi pembalut luka bedah dalam membantu proses penyembuhan luka.

Partisipasi Eva dalam AAYLF 2024 mencerminkan bagaimana latar belakang keilmuan biologi dapat memberikan kontribusi nyata dalam menghadapi tantangan global melalui kolaborasi regional. Dengan wawasan ilmiah yang mendalam dan keterampilan kepemimpinan lintas budaya, Eva turut serta dalam simulasi kebijakan internasional untuk mencari solusi atas climate crisis.

Hal ini sejalan dengan prinsip BSI Maslahat yang menerapkan prinsip ESG seperti pada program Desa BSI, Masjid Berdaya BSI, BSI Sociopreneur, Warteg Mobile dan lain-lain. Sebagaimana dalam SDG’s No 1, 2, 4, 8, dan 15 yang diterapkan dalam campaign salah satunya program ZISWAF untuk penanaman pohon dan pemberian 1000 bibit tanaman.

Pengalaman ini tidak hanya menunjukkan komitmen generasi muda Indonesia dalam membangun hubungan strategis antara ASEAN dan Australia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

BSI Scholarship sangat mendukung para awardeenya untuk bisa bereksplorasi dan berprestasi dibidangnya baik itu prestasi akademis maupun non akademis. Salah satunya Eva yang mendapatkan bantuan dana dari BSI Maslahat untuk kegiatan AAYLF 2024. Tentunya hal ini dapat menginspirasi dan mendorong awardee BSI Scholarship lainnya untuk bisa terus menempa potensi yang dimilikinya. (JB/03/Wid)