Jakarta, JaringBisnis. Laporan Tahunan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 2023 mencatat, sepanjang 2018–2023, penyakit jantung, kanker, serta stroke merupakan penyakit yang mengalami peningkatan kasus dan beban jaminan secara signifikan.
Penyakit jantung mengalami peningkatan kasus sebesar 72% dan peningkatan beban jaminan sebesar 88%. Sedangkan kasus penyakit kanker meningkat sebesar 94% disertai peningkatan beban jaminan sebesar 101% dan stroke menunjukkan peningkatan kasus hingga 81% dengan peningkatan beban biaya jaminan 129%.
Peningkatan klaim tiga penyakit tersebut juga terlihat pada data PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) terkait penyakit kritis. Klaim yang dibayarkan kepada nasabah dalam tiga tahun terakhir paling banyak terkait dengan kanker, penyakit jantung, dan stroke. Pada 2024, Allianz Life membayarkan klaim manfaat perlindungan penyakit kritis kepada nasabah sebesar Rp560 miliar, untuk lebih dari 2.800 kasus klaim.
Untuk merespons tantangan kesehatan dan risiko finansial yang semakin kompleks di Indonesia, Allianz Life meluncurkkan produk terbarunya, Asuransi Allianz Critical Plus. Produk ini merupakan solusi asuransi jiwa yang memberikan perlindungan finansial terhadap risiko penyakit kritis, untuk membantu nasabah mengelola dampak finansial dari situasi kesehatan yang tak terduga.
Cheang Khai Au, Chief Product Officer Allianz Life Indonesia menjelaskan Asuransi Allianz Critical Plus dirancang untuk memberikan perlindungan ekstra bagi nasabah, terutama bagi generasi muda di usia produktif yang sudah memahami pentingnya perlindungan kesehatan sejak dini.
“Asuransi Allianz Critical Plus hadir sebagai solusi inovatif yang memberikan manfaat ekstra untuk memberikan keamanan finansial bagi keluarga di masa sulit. Dengan manfaat yang mencakup perlindungan penyakit kritis lengkap serta manfaat akhir kontrak, dan pengembalian premi jika tertanggung masih hidup hingga akhir masa perlindungan, memberikan nilai lebih dan ketenangan bagi keluarga Indonesia,” katanya saat peluncuran Asuransi Allianz Critical Plus di Jakarta, Kamis (22/5/2025).
Dikatakan, Asuransi Allianz Critical Plus memberikan berbagai manfaat utama untuk perlindungan finansial nasabah. Misalnya manfaat penyakit kritis yang komprehensif dengan perlindungan hingga 150% Uang Pertanggungan apabila tertanggung didiagnosa penyakit kritis tahap advanced.
Selain itu juga terdapat manfaat penyakit kritis tahap awal memberikan perlindungan sebesar 25% Uang Pertanggungan apabila tertanggung didiagnosa penyakit kritis tahap awal. Selain itu, Pemegang Polis juga akan dibebaskan dari pembayaran premi ke depannya.
Manfaat lainnya adalah pengembalian premi pada akhir pertanggungan atau 150% dari total premi pada saat meninggal dunia.
“Asuransi Allianz Critical Plus ini menegaskan komitmen Allianz Indonesia untuk terus menghadirkan solusi proteksi yang relevan dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat moderen di tengah tantangan kesehatan dan finansial masa kini,” ungkap Khai Au.
Alexander Grenz, Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia menyatakan Allianz Indonesia berkomitmen untuk selalu berada di garis depan dalam menyediakan solusi yang relevan bagi nasabah, terutama untuk kesehatan.
“Melalui Asuransi Allianz Critical Plus, kami berharap dapat membantu lebih banyak keluarga Indonesia meminimalisir risiko dampak finansial dan tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup, sehingga mereka dapat fokus pada hal yang paling penting yaitu pemulihan kesehatan,” kata Alexander Grenz
Perlindungan finansial
Tasya Kamila, seorang public figure, mengungkapkan pengalaman pribadi menghadapi risiko penyakit kritis yang terjadi kepada pasangannya telah mengubah pandangan terhadap pentingnya proteksi sejak dini.
Menurut Tasya, suaminya didiagnosis mengidap kanker getah bening di usia 31 tahun. Untuk pengobatan, Tasya mengaku mengandalkan tabungan dan dana darurat.
“Pengalaman ini mengajarkan kami betapa pentingnya memiliki perlindungan finansial untuk menghadapi risiko yang datang secara tiba-tiba,” ungkap Tasya.
Menanggapi fenomena meningkatnya penyakit kritis pada usia produktif, Aliyah Natasya, seorang Certified Financial Planner, memaparkan bahwa banyak keluarga di Indonesia masih belum memiliki ketahanan finansial yang cukup untuk menghadapi risiko serius, salah satunya adalah penyakit kritis.
“Ketika ada anggota keluarga terdiagnosa penyakit kritis, biaya tidak hanya berhenti di rumah sakit, tapi ada banyak biaya lain yang dibutuhkan untuk mendukung pengobatan serta biaya-biaya rutin lainnya yang tetap berjalan. Hal ini semakin memberikan tekanan finansial ketika yang terkena penyakit kritis adalah pencari nafkah, di mana dia tidak bisa memperoleh penghasilan selama sakit,” jelasnya.
Menurut Aliyah, penting untuk dipahami bahwa perencanaan keuangan itu krusial dan yang tidak bisa ditunda adalah perlindungan. Tidak semua orang punya tabungan atau aset likuid yang cukup dipakai saat darurat.
“Karena itu, mitigasi risiko seperti dana darurat dan asuransi menjadi fondasi penting dalam perencanaan keuangan keluarga, dan harus disiplin agar rencana masa depan keluarga tidak terganggu,” ujar Aliyah. (JB/03/Wid)