CINA ANCAM UNI EROPA TERKAIT EKSPOR KENDARAAN LISTRIK

(Foto : Pixabay)

Beijing, JaringBisnis. China mengeluarkan ancaman baru terhadap penyelidikan anti-subsidi Komisi Eropa terhadap kendaraan listrik (EV) impor, yang dapat mengakibatkan tarif tambahan atas kendaraan listrik China.

Mengutip Yahoo News yang melansir Euronews, kendaraan listrik buatan Cina dijual di seluruh negara dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan kompetitor mereka di Eropa. 

Margin harga yang cukup lebar ini merupakan efek bantuan keuangan (subsidi) yang diberikan oleh pemerintah Cina kepada perusahaan-perusahaan dalam negerinya.

Penyelidikan permulaan yang dilakukan tim yang berpusat di Brussel tersebut, diumumkan pada bulan September tahun lalu. Kini mereka hampir menyelesaikan tahap pertama dan akan mengumumkan hasil penyelidikannya tahap pertama tersebut pada bulan depan.

Uni Eropa saat ini menerapkan retribusi sebesar 10% untuk semua mobil impor, terlepas dari asal usulnya.

Ancaman Cina

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri China terus meningkatkan upayanya untuk menghalangi Komisi Eropa untuk melanjutkan rencananya, yang dianggap “proteksionis.”

“Cina mendesak Uni Eropa untuk menghentikan penyelidikan secepat mungkin agar tidak mengganggu kerja sama ekonomi dan perdagangan Cina-UE serta stabilitas rantai industri dan pasokan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning, pada hari Kamis, (30/5/2024).

Dia menambahkan, jika Uni Eropa bersikeras melanjutkan penyelidikan, Cina tidak akan tinggal diam.  “Kami akan mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga hak dan kepentingan kami yang sah,” tegasnya. 

Kamar Dagang China untuk Uni Eropa (CCCEU) sebelumnya mengatakan bahwa, jika tarif tambahan tetap diberlakukan, negara tersebut dapat membalas dengan menaikkan tarif impor kendaraan bermesin besar hingga maksimum 25%, yang akan berdampak pada beberapa produsen mobil Eropa yang bergantung pada pasar China.

Beijing mungkin juga menargetkan penjualan brendi Prancis, setelah membuka penyelidikan anti-dumping awal tahun ini. Prancis dianggap sebagai salah satu pendukung terkuat penyelidikan UE. (JB/02/GlG)