Jakarta, JaringBisnis. Seminar Group Diskusi (SGD) bertajuk “Strategi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit yang Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kredit Karbon dan Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca” dilaksakan di Gedung Dwiwarna, Lemhannas, Senin, (29/4/2024).
Yohana E. Hardjadinata, Ketua Yayasan Bentang Merah Putih, yang bertindak sebagai penyelenggara acara berharap, SGD ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk pembuatan film Story About Us : Palm’s Love. Film yang berlatar belakang kehidupan di perkebunan kelapa sawit, bertujuan sebagai soft diplomacy sawit Indonesia untuk dunia.
Letjen TNI Eko Margiyono, M.A., Wakil Gubernur Lemhanas RI menyatakan bahwa kelapa sawit adalah bagian dari penyangga ekonomi Indonesia. Fakta menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, tapi sebaliknya, Indonesia juga berkontribusi sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia.
Dalam diskusi, terungkap bahwa lebih dari 80 persen pengundulan hutan berhubungan dengan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Tindakan ini tentu memberikan dampak signifikan terhadap iklim global. Untuk itu, sangat penting melakukan pendekatan pengembangan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan agar dapat menjadi solusi penting dalam meminimalkan emisi gas rumah kaca.
Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni.M.P., Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI, menyampaikan ada tujuh rekomendasi praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, yaitu:
1. Peningkatan ketersediaan lahan untuk menunjang keberlanjutan kelapa sawit.
2. Peningkatan penelitian dan penggunaan teknologi inovasi di sektor sawit untuk mengurangi emisi karbon.
3. Peningkatan daya saing kelapa sawit melalui strategi branding.
4. Peningkatan penguasaan dan pengelolaan data karbon-sawit.
5. Peningkatan efektivitas pengawasan, pengendalian, dan penegakan hukum pada kelapa sawit dan pelestarian lingkungan.
6. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.
7. Peningkatan kerjasama antar Lembaga untuk meningkatkan daya saing kelapa sawit. (JB/02/GlG)