KONFLIK IRAN-ISRAEL MEMBUAT Melonjaknya Harga Minyak Dunia Dekati US$ 90 per Barel

FOTO: MEHR NEWS AGENCY

Jakarta, JaringBisnis – Seiring memanasnya konflik Iran-Israel, membuat harga minyak dunia pada Jumat, 19 April 2024, melonjak. Menyusul laporan rudal Israel yang menyerang salah satu lokasi di Iran. Diyakini pasokan minyak Timur Tengah dikhawatirkan terganggu. Harga minyak Brent berjangka bergerak naik US$ 2,63 atau 3 persen menjadi US$ 89,74 per barel pada Jumat (19/4), seperti dilaporkan Reuters. Sementara kontrak West Tecas Intermediate AS yang paling aktif naik US$ 2,56 atau 3,1 persen menjadi US$ 84,66 per barel.

Seperti dilaporkan sebelumnya, rudal Israel telah menghantam sebuah lokasi di Iran. Bahkan ABC News melaporkan pada Kamis (18/4) malam, dengan mengutip seorang pejabat AS, serangan itu terjadi beberapa hari setelah Iran melancarkan serangan pesawat tak berawak dan rudal balistik ke Israel, sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah.

Laporan dari Kantor berita Iran, Fars, juga menyatakan ledakan terdengar di sebuah bandara di kota Isfahan, Iran, namun belum diketahui penyebabnya. Beberapa penerbangan dialihkan melalui wilayah udara Iran, sebagaimana dilaporkan CNN. “Jika laporan ini ternyata benar, maka kekhawatiran akan peningkatan eskalasi harga minyak lebih lanjut akan semakin meningkat, begitu pula kekhawatiran bahwa kita berpotensi semakin mendekati situasi di mana risiko pasokan minyak menyebabkan gangguan pasokan yang sebenarnya,” ungkap Kepala Strategi Komoditas di ING, Warren Patterson, menanggapi.

Reaksi Israel terhadap serangan pesawat tak berawak Iran pada 13 April telah dipantau investor dengan cermat. Premi risiko geopolitik pada harga minyak telah melemah pada pekan ini karena adanya persepsi bahwa setiap pembalasan Israel terhadap serangan Iran akan dimoderasi oleh tekanan internasional.Terkait dalam pasokan minyak mentah global, Venezuela telah kehilangan izin utama AS yang mengizinkan anggota OPEC mengekspor minyak ke pasar global. Sanksi juga diumumkan AS terhadap Iran yang tidak mencakup industri minyaknya. (JB/05/DWI)