Jakarta, JaringBisnis. Di tengah ketidakpastian global, PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) berhasil menjaga pertumbuhan bisnis sepanjang Semester I-2025. Kinerja positif tersebut di antaranya tercermin dari peningkatan pendapatan operasional dan penyaluran kredit baik segmen retail maupun korporat.
“SMBC Indonesia terus menjaga ketahanan bisnisnya di tengah tantangan pasar yang dinamis dalam beberapa waktu terakhir, baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Direktur Utama PT Bank SMBC Indonesia Tbk, Henoch Munandar dalam keterangannya.
Dikatakan, pencapaian pada Semester I-2025 memberikan motivasi lebih untuk menjalani paruh kedua 2025 dengan terus fokus pada kualitas kinerja operasional yang konsisten, pengelolaan risiko yang bijak, dan integrasi bisnis yang efektif. “Dengan begitu, kami bisa terus menciptakan pertumbuhan yang lebih bermakna bagi setiap segmen nasabah dan masyarakat luas,” jelasnya.
Laporan keuangan konsolidasi Januari-Juni 2025 telah memperhitungkan kinerja PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF), atau Grup OTO, bagian dari SMBC Indonesia. Sementara, untuk periode yang sama pada 2024, SMBC Indonesia memperhitungan kinerja Laba Rugi Grup Oto dari April-Juni 2024, namun untuk posisi neraca, sudah dilakukan konsolidasi sejak Maret 2024, mengingat akuisisi dilakukan pada akhir Maret 2024.
Berdasarkan laporan ini, SMBC Indonesia meraih pendapatan operasional sebesar Rp9,1 triliun, naik 11% secara year-on-year (yoy). Pendapatan bunga bersih juga naik sebesar 15% yoy menjadi Rp8 triliun berkat kontribusi positif dari kredit, penempatan aset likuid, dan pendapatan bunga bersih Grup OTO.
Peningkatan pendapatan bunga bersih secara konsolidasi sejalan dengan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang naik ke level 7,1% per Juni 2025 dengan disertakannya kontribusi dari Grup OTO pasca akusisi, dari 6,4% pada Juni 2024.
SMBC Indonesia juga berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp185,04 triliun atau naik 5% yoy. Kredit korporasi dan komersial mengalami kenaikan 4% yoy, sementara kredit usaha kecil dan menengah (UKM) turun sebesar 2% yoy. SMBC Indonesia mencatat kenaikan biaya kredit sebesar 52% yoy menjadi Rp2,6 triliun.
Untuk dana pihak ketiga, lebih rendah 8% yoy menjadi Rp109,8 triliun. Catatan ini akibat penurunan saldo rekening giro dan rekening tabungan (current account & saving account/CASA) sebesar 9% yoy menjadi Rp43,7 triliun dan penurunan deposito berjangka sebesar 7% yoy menjadi Rp66,1 triliun.
Laba bersih setelah pajak (konsolidasi) selama Januari-Juni 2025 sebesar Rp1 triliun, lebih rendah 19% yoy, terutama disebabkan oleh lebih tingginya biaya kredit. Kenaikan biaya operasional sebesar 9% yoy, ditutup oleh kenaikan pendapatan operasional sebesar 11% yoy.
Di sisi lain, anak usaha SMBC Indonesia, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) turut mendukung kinerja SMBC Indonesia secara konglomerasi dengan menorehkan pertumbuhan laba bersih sebesar 16,6% yoy menjadi Rp644 miliar sepanjang Semester I-2025. (JB/03/Wid)