Jakarta, JaringBisnis. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkomitmen mendorong tekad pemerintah menjadikan Indonesia naik ke ranking 1 Global Islamic Economic Indicator. Komitmen tersebut dituangkan dalam pengembangan bisnis yang berfokus pada Islamic ecosystem (ISE) dan layanan bank emas (bulion bank).
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan bisnis emas dan Islamic ecosystem berkontribusi baik pada kinerja keuangan BSI.
“Dari Islamic ecosystem yang berfokus pada layanan haji dan umrah, Islamic education dan halal lifestyle, sociobisnis dan organisasi islam, BSI memperoleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang positif meski kondisi likuiditas saat ini masih menantang,”ujar Anton dikutip bankbsi.go.id.
Dua ekosistem yang menempati pertumbuhan tertinggi adalah sociobisnis dan halal lifestyle. Hal itu tercermin dari perolehan DPK dari segmen islamic ecosystem per Mei 2025 mencapai Rp13 triliun tumbuh 12,81% year to date.
Selain itu, segmen pendidikan Islam jenjang sekolah dasar hingga menengah serta halal lifestyle menyokong pertumbuhan 10,20% year to date mencapai Rp4 triliun, socio bisnis dan organisasi Islam tumbuh 24,56% dengan pencapaian Rp5 triliun dari penempatan dana dari travel haji khusus serta layanan kesehatan Islam mencapai Rp3,2 triliun.
“Di luar dana dari travel haji, BSI Mengelola tabungan haji dengan outstanding saat ini Rp14 triliun atau sebanyak 5,8 juta rekening,” ungkap Anton.
Kelola emas
Selain Islamic ecosystem, bisnis emas BSI juga naik signifikan terlebih sejak diresmikannya BSI sebagai Bank Emas pada 26 Februari 2025.
Per posisi April 2025, emas kelolaan BSI mencapai 18,34 ton terdiri atas BSI emas melalui BYOND 0,83 ton, gadai emas 7,3 ton dan cicil emas 10,2 ton. Adapun volume transaksi mencapai 5,95 ton yang terdiri atas BSI Emas Melalui BYOND 1 ton an cicil emas 4,8 ton. Pertumbuhan BSI emas melalui BYOND by BSI di atas 100% month to date.
“Untuk mendorong Indonesia masuk peringkat 1 SGIE, diperlukan langkah strategis dan komperhensif. Diperlukan dukungan pemerintah, kolaborasi sektor halal, optimalisasi layanan digital bank serta akses permodalan yang mendukung bisnis usaha,” jelasnya.
Pertumbuhan sektor halal juga didukung dari peran kuat UMKM yang memberikan kontribusi ekonomi. BSI turut mengakselerasi sektor halal. Pembiayaan BSI di sektor halal tercatat pada Maret 2025 mencapai Rp24, 015 miliar atau sebesar 8,36% dari total pembiayaan BSI.
Beberapa sektor ekonomi halal yang didukung antara lain makanan dan minuman, fesyen, serta farmasi dan kosmetik. Untuk segmen UMKM, perseroan telah menyalurkan pembiayaan kepada segmen UMKM dengan total Rp49,3 triliun bagi lebih dari 380 ribu UMKM di seluruh Indonesia.
Secara konsisten, BSI memfasilitasi UMKM naik kelas baik di nasional maupun kancah global. Lewat pendampingan, pelatihan keuangan dan skill melalui 4 BSI UMKM Center di Aceh, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar. Selain itu, program inkubasi wirausaha Talenta Wirausaha BSI dan BSI Aceh Muslimpreneur yang bertujuan mencetak wirausaha muda yang kompeten dan bisa bersaing dengan usaha mapan. (JB/03/Wid)