WASPADAI MENINGKATNYA STUNTING DI BELITUNG, FKM-UI BERI EDUKASI PADA KADER POSYANDU DAN SISWI SMA

(Foto: Humas FKM-UI)

Belitung, JaringBisnis. Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat – Universitas Indonesia (FKM-UI), yang diwakili oleh Dr. Ir. Diah M. Utari beserta tim yaitu Ir. Siti Arifah, MPH., Wahyu Kurnia Yusrin Putra, MKM., dan Denny Susanto, S.Gz, memberikan edukasi dengan metode booklet dan leaflet untuk meningkatkan keterampilan kader posyandu dan siswi SMA di Kabupaten Belitung.

Edukasi gizi yang berlangsung pada 26 Agustus 2024  untuk kader dari 19 posyandu di wilayah Kecamatan Sijuk dan semua remaja putri murid  SMAN 1 Sijuk, Kab. Belitung ini sebagai tindakan nyata untuk mengantisipasi meningkatnya stunting di Kabupaten Belitung.

Materi yang diberikan pada para kader meliputi  gizi ibu hamil dan balita, cara membaca hasil penimbangan balita pada  KMS serta ketrampilan membuat menu untuk ibu hamil dan balita. Sedangkan materi untuk remaja putri  antara lain: Gejala, dampak dan pencegahan anemia serta hubungan anemia remaja terhadap stunting. 

“Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama dan penyakit infeksi yang terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak,” kata Dr. Diah,”stunting ditandai dengan  tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.  Kondisi ini akan membawa risiko jangka panjang seperti kecerdasan rendah, tubuh pendek, dan lebih mudah mengalami penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung, stroke, di usia lebih muda.”  

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung,  angka prevalensi stunting di Kabupaten Belitung mengalami peningkatan. Meskipun terungkap dari para kader posyandu, bahwa semua jenis bahan pangan tersedia di pasar dengan harga yang terjangkau, namun karena ibu hamil belum mendapatkan pola asuh yang baik, sehingga komposisi makanan yang diasup tidak beragam dan tidak bergizi (pola makan tidak tepat), sehingga berimbas pada angka stunting yang naik. “Padahal, 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan periode sangat penting dalam kehidupan agar terhindar dari stunting,” kata Dr. Diah. 

Kegiatan edukasi gizi diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test  terkait materi yang diberikan.  Kegiatan edukasi dinilai berhasil karena terdapat kenaikan skor nilai pengetahuan pada remaja putri sebesar 15% dan pada kader posyandu 10% , disertai peningkatan keterampilan membaca KMS dan pembuatan menu bergizi seimbang. 

Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung dan Puskesmas Sijuk menyambut baik acara ini.  Pengelola Program Gizi Kab. Belitung , Rohami mengatakan bahwa edukasi pada kader posyandu merupakan sasaran yang tepat karena mereka menjadi ujung tombak di masyarakat untuk membantu meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu baduta.  (JB/02/GlG)