TINGKATKAN PENDALAMAN PASAR, BEI LUNCURKAN SINGLE STOCK FUTURES

FOTO: DOK BEI

Jakarta, JaringBisnis. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization yang terdiri dari PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Grand Launching produk derivatif baru, yaitu Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau lebih dikenal dengan Single Stock Futures (SSF) di Main Hall BEI, Selasa (12/11).

Mengusung tema “Level Up Your Trading with Single Stock Futures” acara Grand Launching SSF ini dihadiri oleh Kepala Departemen Pemeriksaan Khusus, Pengawasan Keuangan Derivatif, Bursa Karbon, dan Transaksi Efek OJK I Made Bagus Tirthayatra, Direktur Utama BEI Iman Rachman, Direktur Utama KPEI Iding Pardi, dan Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat.

Sebagai rangkaian acara ini, diselenggarakan pula talk show dengan narasumber Kepala Unit Pengembangan Bisnis Derivatif BEI Pier Ridge Yose, Financial Expert PT Ajaib Sekuritas Asia Ratih Mustikoningsih, dan komika Yudha Ramadhan untuk memberikan wawasan lebih lanjut mengenai manfaat serta potensi SSF bagi para stakeholders pasar modal.

SSF merupakan produk derivatif baru berupa perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham di masa depan dengan harga yang telah ditentukan.

SSF memiliki kelebihan dibandingkan produk investasi lainnya. Kelebihan pertama SSF adalah investor dapat melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio dari pergerakan harga saham underlying.

Kedua, SSF juga dapat digunakan sebagai alternatif investasi bagi investor untuk sarana profit optimization, baik saat keadaan pasar sedang bullish maupun bearish.

Investor dapat mengambil posisi beli (long) ketika pasar sedang bullish atau posisi jual (short) ketika pasar sedang bearish untuk memperoleh potensi keuntungan.

Ketiga, dana yang dibutuhkan investor jauh lebih kecil dibandingkan membeli saham secara langsung, karena SSF ditransaksikan secara leverage. Keempat, realisasi keuntungan investor didapatkan lebih cepat karena penyelesaian SSF diselesaikan secara tunai dalam 1 Hari Bursa (T+1).

Selain itu, sama seperti produk-produk lainnya yang ditransaksikan melalui BEI, perdagangan SSF di BEI merupakan transaksi yang aman dan transparan karena ditransaksikan secara real time di Bursa, diawasi oleh BEI dan OJK, serta penyelesaian transaksinya dijamin oleh KPEI.

SSF yang diluncurkan menggunakan anggota Indeks LQ45 sebagai konstituen underlying. Underlying SSF tersebut merupakan 5 (lima) saham yang likuid dan memiliki fundamental baik, yaitu BBRI, BBCA, MDKA, TLKM, dan ASII.

Investor yang ingin bertransaksi SSF dapat membuka rekening derivatif di Perusahaan Sekuritas Anggota Bursa (AB) yang telah memperoleh izin sebagai AB derivatif. Saat peluncuran, terdapat 3 AB derivatif, yaitu PT Binaartha Sekuritas, PT Ajaib Sekuritas Asia, dan PT Phintraco Sekuritas.

Adapun PT Binaartha Sekuritas juga bertindak sebagai Liquidity Provider atas perdagangan SSF di pasar sekunder. BEI akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada investor agar lebih mengenal dan memahami mekanisme perdagangan, serta potensi risiko dan return dalam berinvestasi di kontrak berjangka.

Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam sambutannya mengatakan “BEI akan senantiasa adaptif dan inovatif dalam mengembangkan variasi produk non-saham, termasuk produk derivatif, agar dapat dimanfaatkan oleh investor pasar modal Indonesia untuk mengoptimalkan keuntungan”.

Ia pun mengajak AB untuk turut aktif dalam perdagangan derivatif di BEI. “Saat ini baru terdapat 3 Anggota Bursa yang telah menyediakan fasilitas perdagangan single stock futures yaitu PT Binaartha Sekuritas, PT Phintraco Sekuritas, dan PT Ajaib Sekuritas Asia.

Semoga setelah ini akan lebih banyak lagi anggota bursa yang turut serta meramaikan perdagangan derivatif dengan menjadi anggota bursa derivatif”, imbuhnya.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik berharap dengan diluncurkannya SSF, investor dapat memanfaatkannya sebagai alternatif produk investasi. “Investor dapat mengoptimalkan keuntungan investasinya dengan SSF melalui capital gain dan dapat menjadi hedging saat pasar sedang bearish”.

Ia pun berharap dengan kehadiran SSF dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia sehingga dapat mendukung peningkatan likuiditas, jumlah investor, dan resiliensi pasar modal terhadap fluktuasi pasar global di masa depan. (JB/01/Ole)