Jakarta, JaringBisnis. Kekejaman Israel terhadap warga Palestina di Gaza terus berlangsung. Terakhir, serangan udara Israel ke wilayah utara Gaza menewaskan sedikitnya 48 warga Palestina.
Rumah Sakit Indonesia di Gaza melaporkan, dari 48 korban tewas, 22 adalah anak-anak dan 15 perempuan. Serangan Israel menyasar perumahan di Jabalia dan kamp pengungsi.
Mananggapi hal ini, militer Israel mengatakan sedang menyelidiki hal laporan tersebut. Namun, militer Israel berkilah bahwa pada Selasa (13/5/2025) telah memperingatkan penduduk Jabalia dan daerah sekitarnya untuk mengungsi setelah kelompok bersenjata Palestina melancarkan serangan roket ke Israel.
Serangan udara ini dilancarkan Israel saat Kepala Urusan Kemanusiaan PBB, Tom Fletcher mendesak anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan guna mencegah genosida yang dilakukan Israel di Gaza.
Tom Fletcher menuduh Israel dengan sengaja dan tanpa malu-malu memaksakan kondisi yang tidak manusiawi kepada warga sipil. Ia meminta Israel untuk mencabut blokade selama 10 minggu di Gaza dan mengkritik rencana Israel-AS untuk mengambil alih distribusi bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut.
Ancam perluas serangan
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan kepada dewan bahwa bantuan asing digunakan untuk membantu upaya perang Hamas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah mengancam akan memperluas serangan militernya di Gaza pekan ini kecuali Hamas setuju untuk membebaskan 58 sandera yang masih ditahan.
Pada Selasa (13/5/5/2025) serangan udara besar-besaran Israel di kompleks rumah sakit Eropa di Gaza selatan menewaskan sedikitnya 28 orang. Laporan media Israel mengatakan targetnya adalah Mohammed Sinwar, yang diyakini telah menjadi pemimpin Hamas di Gaza setelah saudaranya Yahya dibunuh oleh pasukan Israel Oktober lalu.
Militer Israel menggambarkannya sebagai serangan tepat terhadap teroris Hamas yang beroperasi di pusat komando dan kendali di bawah rumah sakit.
Militer Israel meluncurkan kampanye untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023, di mana sekitar 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera.
Setidaknya 52.908 orang telah tewas di Gaza sejak saat itu akibat serangan militer Israel. (JB/BBC/03/Wid)