SCHOOL CAMP 2025 AHM AJAK SISWA JAGA WARISAN BUDAYA INDONESIA

Manager Corporate Social Responsibility AHM Catur Sri Wulandari (tengah) dan Direktur Utama PT Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat Udjo (Kiri) melakukan penyematan pin angklung kepada peserta sebagai tanda dimulainya kegiatan School Camp 2025. (dok ahm)

Para peserta School Camp merupakan para pelajar dan guru dari sekolah SSH di DKI Jakarta yakni SDN Sunter Agung 13 Pagi, SMAN 13 , SMAN 80, SMAN 110, SMK Hang Tuah 1, SMP Hang Tuah 3. Dari Jawa Barat yakni para pelajar dan guru dari SMP Nassa, SMK Telekomunikasi Telesandi, SMK Mitra Industri MM2100, SMK Ananda Mitra Industri Deltamas, SMK Gema Nusantara dan juga SMAN 2 Cikampek.

School Camp 2025 diadakan dengan tajuk ‘Generasi Muda Beraksi, Angklung Sekolah Satu Hati Menginspirasi.’ Program ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan generasi muda dalam menyelami budaya dan seni angklung dengan dipandu langsung oleh para penggiat dan pengrajin alat musik angklung.

Para peserta School Camp 2025 memperdalam pengetahuannya dengan menyaksikan awal pembuatan angklung. Proses ini dimulai dari cara pemilihan dan penyimpanan bambu hingga proses pengikatan rotan yang membentuk suara bambu menjadi angklung dengan jenis tangga nada diatonis dan pentatonis.

Diatonis merupakan angklung dengan 7 tangga nada diatonic chromatic 1 oktaf seperti angklung yang dimiliki oleh Sekolah Satu hati. Sementara Pentatonis adalah angklung etnik kedaerahan Sunda dengan 5 tangga nada yang masih dilestarikan dan ditampilkan di Saung Angklung Udjo.

Selain itu, para peserta juga diajak mendalami teknis dan cara bermain angklung. Peserta School Camp 2025 juga dibekali public speaking sebagai keterampilan dasar duta budaya sekolah yang akan mempromosikan, mengekspresikan dan mengkomunikasikan angklung di ruang publik.

Pelestarian budaya

General Manager Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin mengatakan perusahaan ingin dapat terus mendorong siswa dan guru yang tergabung dalam Sekolah Satu Hati terlibat aktif dalam pelestarian budaya. Angklung dipilih karena nilai historis dan budayanya yang tinggi. Upaya ini telah dilakukan perusahaan sejak 2014.

Ditambahkan pengembangan kompetensi bagi guru dan siswa ini dilakukan dengan terus menyempurnakan metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan literasi digital dan beberapa tahun terakhir memanfaatkan sosial media di sekolah untuk mengajak masyarakat mengenal dan melestarikan seni musik angklung.

“Keseriusan kami menjaga warisan Indonesia disambut dengan antusias oleh para pelajar dan guru sekolah setingkat SD hingga SMA di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Dengan semangat Sinergi Bagi Negeri, kami pun berkolaborasi secara berkelanjutan untuk memopulerkan seni musik angklung sebagai warisan budaya ke masyarakat luas,” ujar Muhib.

Dalam pengembangan kompetensi, AHM menggandeng penggiat budaya SAU yang menjadi pusat pelestarian budaya angklung di Jawa Barat yang telah mempromosikan angklung hingga mancanegara.

AHM berkomitmen untuk terus mengembangkan talenta bermusik angklung sekaligus menjaga eksistensi angklung yang telah diakui oleh UNESCO pada 2010. (JB/03/Wid)