Jakarta, JaringBisnis. Sebagai komitmen dari upaya pelestarian satwa laut yang semakin terancam, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk berkolaborasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta dan Kementerian Kehutanan RI serta Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Kamis (21/8/2025) melakukan pelepasliaran tukik (anak penyu) Penyu Sisik (Eretmochelysimbricata) di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu.
Kegiatan yang mengusung tema mengusung tema ‘Seribu Tukik, Sejuta Harapan’, juga melibatkan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, PKBSI, akademisi, Komunitas Teens Go Green, Jakarta Birdwatching Society, Konten Kreator, masyarakat dan jurnalis media massa. Melalui program konservasi pelestarian penyu di Kepulauan Seribu, sejuta harapan terus didengungkan untuk memberikan kontribusi nyata dengan kegiatan yang terus berkelanjutan (sustainable).
“PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sangat bangga dapat mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan pelepasliaran tukik penyu sisik di Pulau Bidadari ini. Kegiatan ini merupakan langkah nyata kami dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati laut, khususnya penyu sisik yang merupakan salah satu spesies yang sangat terancam punah,” jelas Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Winarto dalam keterangannya.
Lebih jauh, Winarto berharap kegiatan ini tidak hanya membantu meningkatkan populasi penyu sisik secara langsung, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir dan laut agar tetap lestari.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya konservasi dan berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk turut aktif dalam pelestarian alam dan satwa liar di Indonesia,” ungkap Winarto.
Dalam rangkaian acara, juga dilakukan sesi edukasi konservasi penyu dan bird watching sebagai bentuk pengenalan ekosistem dan satwa lokal Pulau Bidadari kepada peserta. Kegiatan ini juga mengajak masyarakat luas untuk menaikkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem laut dan satwa yang dilindungi.
Terancam punah
Penyu sisik merupakan salah satu dari enam spesies penyu yang berada di Indonesia dan keberadaannya saat ini masuk dalam kategori kritis. Penyu sisik memiliki siklus hidup yang unik dimana mereka akan kembali ke tempat mereka menetas untuk bertelur, suatu perilaku yang dikenal sebagai natal homing.
Sarang penyu sisik biasanya ditemukan pada pantai dengan lebar pantai sekitar 14-26 meter dan kemiringan pantai landai sekitar 5 hingga 6 derajat. Habitat peneluran penyu sisik di Kepulauan Seribu meliputi beberapa pulau termasuk Pulau Bidadari, yang memiliki karakteristik pantai yang mendukung kelangsungan hidup penyu untuk bertelur dan menjaga kelestarian spesies ini.
Pulau Bidadari, berdasarkan kajian kesesuaian habitat terkini oleh BKSDA Jakarta, dinilai masih mendukung sebagai habitat penyu sisik untuk bertelur dan tumbuh. Pulau Bidadari memiliki lebar pantai rata-rata 18,46 meter dengan kemiringan pantai kurang lebih 5,8 derajat yang sesuai untuk aktivitas peneluran.
Habitat ini juga menyediakan pasir dengan tekstur baik, kadar air yang ideal, dan predasi yang masih dalam batas normal. Salah satu ancaman utama penyu sisik adalah predator alami seperti biawak yang dapat memangsa telur dan tukik.
Selain berperan penting dalam ekosistem laut, penyu sisik juga menjadi indikator kesehatan lingkungan pesisir dan laut, sehingga upaya konservasi penyu sisik berdampak positif bagi keberlanjutan ekosistem secara keseluruhan. (JB/03/Wid)
lingkungan, kelestarian lingkungan, pt pembangunan jaya ancol,