Jakarta, JaringBisnis. Dunia Islam diminta bersatu dan bertindak nyata untuk membela rakyat Palestina dalam menghadapi berbagai tantangan global umat Muslim.
Hal tersebut ditegaskan Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya saat pembukaan secara resmi Inaugural Conference Session of The 19th Session of The PUIC, di Ruang Paripurna, Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
“Sudah tiba waktunya jangan kita sekadar berdiskusi, jangan hanya menyusun resolusi-resolusi lagi. Rakyat Palestina terlalu lama menjadi korban. Mereka membutuhkan keberpihakan, tindakan yang nyata, tegas Prabowo seperti dikutip dpr.go.id.
Prabowo juga menyampaikan bahwa Indonesia tidak akan pernah berhenti mendukung perjuangan rakyat Palestina. Indonesia akan terus berdiri bersama Palestina. Perjuangan ini akan semakin kuat bila kita, dunia Islam, bisa bersatu, kata Prabowo.
Di hadapan para pemimpin parlemen dari 38 negara anggota PUIC, Presiden mengajak untuk mengesampingkan perbedaan dan rivalitas demi menyatukan kekuatan umat Islam. Prabowo juga menyinggung tantangan besar yang dihadapi dunia Islam saat ini, seperti kemiskinan, kelaparan, korupsi, dan ketimpangan pendidikan.
Marilah kita atasi perbedaan dan kecurigaan. Marilah kita lihat hal-hal yang lebih penting yaitu keselamatan umat Islam dan masa depan peradaban Islam. Tidak ada negara miskin yang kuat. Untuk keluar dari kemiskinan, kita butuh pemerintahan yang bersih, katanya.
Menurutnya, tema konferensi ke-19 PUIC tahun ini yaitu Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience adalah tema yang tepat dan strategis.
Tanpa tata kelola yang baik, tanpa lembaga yang kuat, dan tanpa pemimpin yang jujur, negara tidak akan pernah memiliki daya tahan, apalagi daya saing, ujarnya.
Presiden juga menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pembangunan sumber daya manusia. Ia menyebut bahwa Pemerintah Indonesia saat ini tengah menjalankan agenda besar, termasuk swasembada pangan dan energi sebagai bagian dari strategi nasional.
Kalau kita tidak bisa mengurus bangsa kita sendiri, bagaimana kita bisa membantu umat yang sedang dalam kesusahan? Kalau kita lemah, suara kita bahkan tidak akan didengar, tutur Prabowo. (JB/03/wid)