PENTAS SENI TRADISIONAL MENUTUP GELARAN SEDEKAH HUTAN 2024

Penari membawakan tari Modinggu, yaitu salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara yang menggambarkan suasana dan aktivitas masyarakat saat musim panen. FOTO: DOK BAKUL BUDAYA

Depok, JaringBisnis. Sekitar 350 orang memenuhi auditorium Gedung IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia untuk mengikuti penutupan acara Sedekah Hutan Universitas Indonesia 2024 yang diselenggarakan oleh komunitas Bakul Budaya FIB UI dan Makara Art Center UI, Rabu (5/6).

Acara ini merupakan rangkaian akhir kegiatan Sedekah Hutan Universitas Indonesia yang telah berlangsung sejak 1 Juni 2024 hingga 5 Juni 2024. Sedekah Hutan kali ini merupakan penyelenggaraan yang ke-2 kalinya di lingkungan Universitas Indonesia, yang tahun ini didukung oleh PT. Freeport Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Gelaran Sedekah Hutan 2024 diawali dengan kirab budaya dan ritual penanaman pohon pada 1 Juni 2024 yang melibatkan sekitar 500 orang masuk ke dalam hutan kota Universitas Indonesia, lalu mulai tanggal 2 Juni hingga penutupan diselenggarakan berbagai workshop seperti workshop ecobrick, workshop upcycle, serta workshop gaya hidup slow living dan pembuatan kompos.

Di hari penutupan, acara diisi oleh sebuah bincang-bincang tentang kearifan lokal yang berperan penting dalam pelestarian alam yang dibawakan oleh moderator Alfian Siagian dengan narasumber pakar psikologi lingkungan Ratna Djuwita dan Muhammad Said dari KLHK.

Di acara puncak berbagai pentas seni tradisional dibawakan oleh komunitas Bakul Budaya, seperti pentas kolaborasi Angklungan Bakul Budaya dengan kelompok musik tradisional Eko Wiwid Arengga dkk, pentas tari Modinggu, serta pentas Paduan Suara Bakul Budaya.

Keriuhan muncul sejak disajikannya komposisi ciamik Angklungan Bakul Budaya yang berkolaborasi dengan suara suling, kecapi, hingga karinding dari Eko Wiwid Arengga dkk, kemudian disambung dengan paduan gerak penari membawakan tari Modinggu, yaitu salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara yang menggambarkan suasana dan aktivitas masyarakat saat musim panen, terutama musim panen padi.

Tarian ini sangat dikenal di masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti pesta panen raya, penyambutan, perayaan hari besar, festival budaya dan lain-lain. Pentas ditutup oleh Paduan Suara Bakul Budaya di bawah pimpinan Iskandar Zulkarnain Matondang.

“Kami, Bakul Budaya, akan terus bergerak melestarikan seni dan budaya Nusantara dan tak akan lelah mengkampanyekan konservasi alam demi Bumi kita yang satu”, ujar Ketua Umum Bakul Budaya Dewi Fajar Marhaeni, dalam pidato penutupan Sedekah Hutan 2024. “Sampai jumpa pada acara Sedekah Hutan Universitas Indonesia 2025!!”, teriak Dewi yang disambut gemuruh para hadirin. (JB/01/Ole)