Jakarta, JaringBisnis. Pemerintah menyerap dana sebesar Rp27,843 triliun dari hasil penjualan Sukuk Ritel Seri SR022. Jumlah tersebut berasal dari seri SR022T3 (Tenor 3 Tahun) sebesar Rp20,986 triliun dan seri SR022T5 (Tenor 5 Tahun) sebesar Rp6,857 triliun.
Sukuk Ritel Seri SR022 ditawarkan pada 16 Mei sampai dengan 18 Juni 2025 dengan akad Ijarah Asset to be Leased dan diterbitkan dengan underlying asset berupa Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2025.
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Selasa (24/5/2025), SR022T3 jatuh tempo pada 10 Juni 2028 dan SR022T5 jatuh tempo pada tanggal 10 Juni 2030. Hasil penerbitan SR022 seluruhnya digunakan untuk pemenuhan pembiayaan APBN Tahun Anggaran 2025.
Sukuk Ritel Seri SR022 diterbitkan tanpa warkat dan bersifat tradable dengan menawarkan tingkat imbalan tetap (fixed rate), yaitu seri SR022T3 sebesar 6,45% per tahun dan seri SR022T5 sebesar 6,55% per tahun.
Penjualan SR022 juga didukung dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat baik secara daring maupun luring melalui berbagai media, serta optimalisasi media sosial untuk memberikan informasi tentang investasi di pasar keuangan, khususnya investasi di Sukuk Ritel seri SR022.
74.211 investor
SR022 merupakan Sukuk Ritel kelima yang diterbitkan dalam dua seri (dual tranches), yaitu seri SR022T3 (Tenor 3 Tahun) dan SR022T5 (Tenor 5 Tahun). Total penerbitan SR022 adalah sebesar Rp27,843 triliun.
Total investor SR022 mencapai 74.211 investor yang terdiri dari 60.418 investor SR022T3 dan 18.952 investor SR022T5. Adapun jumlah investor baru SR022 sebanyak 17.841 investor, merupakan salah satu jumlah investor baru terbesar untuk SBSN Ritel tradable.
Berdasar data demografi, investor sukuk ritel SR022 didominasi kalangan Generasi Y/Milenial yang mencapai 49,78% (generasi), pegawai swasta (34,56%/profesi), perempuan (56,94%/gender).
Selama masa penawaran SR022 terdapat dua seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo, yaitu ST010T2 yang jatuh tempo pada tanggal 10 Juni 2025 senilai Rp11,59 triliun dan FR081 (yang dimiliki individu) yang jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2025 senilai Rp11,63 triliun. Sebanyak 21,26% dari total pemesanan SR022 (Rp5,89 triliun) berasal dari reinvestasi kedua seri SBN yang jatuh tempo tersebut. (JB/03/Wid)