PEMERINTAH PASTIKAN AKSES BERAS TERJANGKAU OLEH MASYARAKAT

Ilustrasi. (dok bulog)

Jakarta, JaringBisnis. Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digelontorkan Perum Bulog atas penugasan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) saat ini makin mudah diakses masyarakat di berbagai lini penyaluran dan pasar. Pemerintah pun memastikan distribusi beras SPHP semakin hari akan semakin gencar.

“Beras SPHP sudah ada di semua lokasi yang sesuai dengan Juknis (Petunjuk Teknis). Pasar tradisional sudah dipenuhi duluan. Kemudian pasar modern juga dipenuhi. Outlet-outlet BUMN juga sudah ada. Bulog ini sudah menggelontorkan mendekati 45 ribu ton dan ini akan terus didorong,” jelas Kepala NFA Arief Prasetyo Adi saat meninjau salah satu gerai minimarket di Serang, Banten, Rabu (20/8/2025).

Per 20 Agustus 2025, realisasi penyaluran beras SPHP periode Juli–Desember telah mencapai 44,8 ribu ton. Jika digabungkan dengan penyaluran sebelumnya, yakni tahap pertama 100,9 ribu ton dan tahap HBKN Idul Fitri 80,2 ribu ton, maka total kumulatif penyaluran beras SPHP sepanjang 2025 sudah menyentuh 226 ribu ton. Jumlah ini setara 15 persen dari target setahun yang ditetapkan sebesar 1,5 juta ton.

Sementara itu, catatan realisasi SPHP dalam empat tahun terakhir juga menunjukkan rata-rata penyaluran beras berada di atas 1 juta ton per tahun. Pada 2022 tersalurkan 1,3 juta ton, meningkat pada 2023 menjadi 1,196 juta ton atau 110,30 persen dari target 1,085 juta ton. Sementara di 2024, SPHP beras kembali tercapai 1,401 juta ton atau 100,12 persen dari target 1,4 juta ton.

“Total yang akan diberikan periode Juli sampai akhir tahun 1,3 juta ton. Untuk ritel modern, jangan sampai stoknya habis. Ini beras SPHP dijual maksimal Rp 12.500 per kilonya (Zona 1). Tadi di pasar ada yang Rp 12.000 per kilo. Kalau kualitasnya ada yang kurang baik, teman-teman dari ritel modern minta tukar. Jangan jual barang yang jelek,” tegas Arief.

Untuk menjamin efektivitas program penyaluran beras SPHP ini, NFA dan Bulog memperketat pengawasan distribusi agar lebih tepat sasaran.

“Pemerintah bersama Bulog pun terus memperketat pengawasan agar lebih tepat sasaran, sehingga untuk mencegah penyalahgunaan, sekarang pengecer harus registrasi dan memesan beras SPHP menggunakan aplikasi Klik SPHP. Kita optimis ini bisa mengintervensi harga beras di pasaran,” ungkap Arief.

Perluas kanal distribusi

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, memastikan pihaknya terus memperluas kanal distribusi beras SPHP.

“Beras SPHP sudah ada di ritel modern, di gerai BUMN juga sudah ada. Terbukti seperti di sini Alfamart juga sudah ada. Mudah-mudahan ini memberikan keyakinan kepada publik, kepada masyarakat bahwa beras SPHP betul-betul membantu masyarakat untuk menstabilkan harga,” ujarnya.

Dengan stok penugasan sebesar 1,3 juta ton hingga akhir 2025, Rizal menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan beras.

“Dengan (target) stok yang diberikan sebagai tanggung jawab kami ada 1,3 juta ton. Ini masih sangat banyak dan masyarakat tidak perlu ragu dan bimbang. Kami akan salurkan semaksimal mungkin untuk kemaslahatan masyarakat. Yang tersalur sampai dengan hari ini total ada sekitar 45 ribu ton. Per hari ini kita hampir mencapai 7 ribu ton. Mudah-mudahan hari ini bisa mencapai 7 ribu ton per hari,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rizal menambahkan bahwa pengecer wajib mendaftar melalui aplikasi Klik SPHP yang disiapkan Bulog. Dengan cara ini, pengawasan distribusi dapat dilakukan lebih menyeluruh dan transparan. (JB/03/Wid)