PEMBIAYAAN BSI TUMBUH 15,46% SEJAK MERGER

Ilustrasi. (dok bsi)

Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta mengungkap merger yang diinisiasi pemerintah dan dilakukan pada 1 Februari 2021 terbukti berdampak pada percepatan pertumbuhan Perseroan.

“Aset BSI tumbuh agresif. Dalam empat tahun tumbuh mencapai 14,28% (CAGR) semula Rp239,58 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp408,61 triliun pada akhir 2024. Total aset tersebut mendongkrak BSI masuk ke peringkat enam,” ungkap Bob dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).

Pertumbuhan aset, kata Bob, antara lain ditopang jumlah jaringan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) di mana secara merger total kantor cabang BSI mencapai 1.039 outlet sehingga dengan branding yang baru, cabang BSI lebih terlihat. Jumlah nasabah pun telah mencapai di atas 21 juta dibanding sekitar 14 juta saat merger terjadi.

Sementara total Dana Pihak Ketiga per Desember 2024 mencapai Rp327,45 triliun saat sebelum merger. BSI juga konsisten menumbuhkan komposisi dana murah (CASA) sebesar 12,20% (CAGR) sejak awal merger hingga Desember 2024.

Konsistensi fokus pada dana murah ditambah terus mengoptimalkan efisiensi biaya menjadikan BSI juga berhasil mempertahankan pertumbuhan laba double digit hingga Desember 2024.

Hingga Desember 2024 laba BSI tumbuh 33,77% secara CAGR semula Rp2,19 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp7,01 triliun. Dampak dari pertumbuhan laba adalah naiknya Return on Equity (ROE) secara impresif.

Pada Desember 2020 ROE BSI 11,18% dan naik menjadi 17,77% pada Desember 2024. Dengan kinerja yang solid, kepercayaan investor terhadap kinerja BSI pun bertumbuh di mana saat ini investor pemegang saham perusahaan dengan kode ticker saham BRIS ini telah diisi oleh investor-investor global.

RUPS

PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan menggelar RUPS Tahunan pada 16 Mei 2025. Bob menyatakan manajemen BSI akan konsisten melanjutkan transformasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu mata acara pada RUPST adalah persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan pada tahun 2024.

“Kami tentu akan terus menjaga kinerja positif ini ke depan kendati kondisi ekonomi cukup menantang ditandai dengan menurunnya daya beli masyarakat dan mulai berdampak pada kinerja bank secara umum. BSI juga terus memperbaiki infrastruktur teknologi dan digitalisasi yang telah diinisiasi pada 2024 selain memperluas jaringan agar dapat melayani masyarakat lebih luas dengan cara yang moderen,” jelas Bob.

Lebih jauh, Bob mengatakan, BSI berkomitmen membangun Islamic ecosystem yang menjadi ciri khas BSI di dalam melayani masyarakat sekaligus menumbuhkan bisnis.

Islamic ecosystem di dalamnya mencapai ekosistem bisnis haji dan umrah, zakat, wakaf dan sedekah (ZISWAF), pesantren, masjid dan sekolah Islam.

“Kami berharap terus dapat menggali bisnis terutama dari ekosistem haji dan umrah yang saat ini memiliki potensi yang sangat besar terutama seiring visi 2030 pemerintah Kerajaan Saudi Arabia yang berharap melayani 30 juta jamaah haji dan umrah dalam satu tahun,” tegasnya.

Potensi menumbuhkan bisnis bertambah dengan diresmikannya Layanan Bank Emas oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025. Layanan emas ini sesuai visi pemerintah dalam rangka hilirisasi agar emas Indonesia dikelola di Indonesia. (JB/03/Wid)