Bogor, JaringBisnis. Puluhan pelaku Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) antusias mengikuti kegiatan pelatihan dan sertifikasi penyuluhan keamanan pangan di Kecamatan Tamansaari, Bogor, Jawa Barat, Senin (2/9).
Kegiatan ini atas inisiatif dosen Komunikasi Universitas Pancasila Dr. Aprilianti Pratiwi S.S., M.I.Kom. yang mendapatkan dana hibah Pengabdian Masyarakat BIMA 2024 dari Kemendikbudristek RI.
Sejumlah pakar menjadi pemateri pada kegiatan ini, diantaranya Dr. Yati Sumiyati, M.Kes. dari Fakultas Farmasi Universitas Pancasila serta M. Cecep Suhendy, S.K.M., M.M., Dahniar Budiarti S.K.M., Ida Farida, S.SiT dan Budi Candra dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sebelumnya banyak kejadian keracunan menimpa masyarakat seperti di Cipaku, Bogor, Sabtu (4/6) sebanyak 93 orang keracunan makanan dan 1 orang meninggal dunia akibat mengkonsumsi nasi boks yang sudah basi pada acara peringatan kematian seseorang yang dihadiri oleh sejumlah warga.
Mengingat banyaknya jumlah korban, kasus ini pun kemudian ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Pemerintah Kota Bogor.
Terkini, keracunan masal melanda 54 petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD dan instansi terkait selepas mengkonsumsi paket nasi dalam kemasan pada apel pengamanan persiapan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo yang akan meresmikan bendungan Leuwikeris, di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kamis (29/8).
“Banyaknya kasus keracunan makanan dan keamanan pangan adalah benang merah yang penting untuk dikomunikasikan, oleh karenanya melalui program Pengabdian kepada Masyarakat BIMA ini diharapkan pelaku UMKM, khususnya di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengerti standarisasi mutu produk sehingga masyarakat ikut sehat dalam mengonsumsi produk tersebut”, menurut Dr. Aprilianti Pratiwi, S.S., M.I.Kom.
Selanjutnya pelaku UMKM yang mengikuti kegiatan pelatihan dan penyuluhan ini akan mendapatkan sertifikat PIRT gratis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan juga diharapkan kualitas produknya akan meningkat serta memiliki daya jual, karena telah memenuhi standarisasi keamanan pangan, ujarnya. (JB/01/Mef/Ole)