Jakarta, JaringBisnis. Daya tarik Gunung Bromo, Jawa Timur tidak hanya menarik minat wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan alam tapi juga mereka yang memiliki hobi petualangan. Termasuk mereka yang memiliki hobi bersepeda.
Akhir pekan lalu, lima pesepeda MTB perempuan yakni Keni, Derty, Omi, Yuni, dan Elly menjajal kemampuan menaklukan lintasan sepeda di kawasan Gunung Bromo. Kelimanya, yang menyebut diri sebagai Pesepeda Penjelajah Alam, melahap lintasan sepeda di kawasan Gunung Bromo yang menantang.
Bukan hal mudah bagi penggemar sepeda MTB saat menyalurkan hobi mereka di kawasan Gunung Bromo yang memiliki kondisi kontras di musim kemarau dan hujan. Ketika musim kemarau, pasir di kawasan Gunung Bromo sangat berdebu dan cenderung susah untuk dilewati. Sedang ketika musim hujan, pasir menjadi basah dan mudah untuk dilewati.
Keni, Derty, Omi, Yuni, dan Elly yang berasal dari Jakarta, sengaja menyambangi Pegunungan Bromo untuk menikmati sensasi bersepeda di lautan pasir. Mengambil start dari wilayah Jemplang, mereka menyusuri jalur menuju Bukit biasa disebut New Zealand. Disana pesepeda bisa memandang hamparan rumput padang savana luas yang ada di bawah biasa disebut Bukit Teletubies, saat ini berubah nama Lembah Watangan.
Keni dan Elly mengaku sangat senang bersepeda di Bromo. “Walaupun baru pertama bersepeda di Bromo, jalurnya asyik. Sangat bervariasi, ditambah makin syahdu saat kabut tebal menyelimuti,” ujar keduanya.
Untuk bersepeda di kawasan Gunung Bromo, pengunjung lokal dikenai tiket Rp54 ribu (hari biasa) dan Rp79 ribu (hari libur). Sedangkan wisatawan mancanegara dikenai tarif Rp255 ribu. Tiket masuk ke Gunung Bromo dapat dibeli secara online melalui Booking Online Wisata Bromo atau langsung di loket wisata.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru saat ini telah membatasi jumlah pengunjung dengan cara pembelian tiket via online. Namun, keindahan Bromo tetap akan menjadikan kawasan ini pilihan teratas bagi wisatawan lokal maupun asing. (JB/03/Mam/Wid)