MENAG AJAK UMAT TELADANI WARISAN PEMIKIRAN DAN NILAI-NILAI PAUS FRANSISKUS

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar (tengah) menyampaikan sambutan sebelum pelaksanaan Misa Requiem bagi Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta. Turut hadir, Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo. (dok kemenag)

Hal tersebut diungkapkan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan sambutan sebelum pelaksanaan Misa Requiem bagi Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta. Turut hadir, Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo.

“Meski beliau telah wafat, pesan-pesannya akan tetap hidup di dalam batin kita. Orang bijak tidak pernah benar-benar wafat, tetapi justru semakin hidup, seperti lilin yang terus menyala dalam kalbu dan pikiran kita. Ke mana pun kita pergi, cahaya itu akan selalu ada bersama kita,” ujar Menag, Kamis (24/3/2025).

Menag dalam kesempatan ini menyampaikan dua pesan penting terkait Deklarasi Istiqlal yang ia tandatangani bersama Paus Fransiskus. Pesan pertama, kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan persoalan secara konstruktif.

“Kedua, penting bagi kita untuk menggunakan bahasa agama dalam mengajak umat bersahabat dengan alam. Jangan sampai kita menjadi penyebab kerusakan lingkungan yang justru mempercepat kehancuran dunia ini,” ungkap Menag.

“Atas nama pribadi, Imam Besar Masjid Istiqlal, sekaligus Menteri Agama Republik Indonesia, saya mengucapkan terima kasih dan menyampaikan duka mendalam atas kepergian sosok luar biasa ini,” tutupnya.

Pemakaman Paus Fransiskus

Paus Fransiskus wafat pada usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) waktu Vatikan. Dalam pernyataannya, Vatikan menyebut jasad pemimpin umat Katolik sedunia itu akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, Italia, Sabtu (26/4/2025) pagi waktu setempat.

Saat ini, jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di Basilika Santo Petrus, Vatikan. (JB/03/Wid)