Jakarta, JaringBisnis. Masyarakat Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang mempermalukan Bupati Sudewo, menjadi pembelajaran berharga bagi semua pemimpin di Tanah Air. Hal ini jadi sorotan pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Menurutnya, pemimpin yang semena-mena dan one man show akan dilawan oleh rakyatnya. Rakyat akan menolaknya dengan berbagai cara, mulai yang sopan hingga yang paling barbar.
“Hal itu terjadi karena pemimpin yang otoriter tidak sesuai dengan sistem keterbukaan (demokrasi). Pemimpin seperti ini hanya cocok di negara dengan sistem tertutup (otoriter),” tandas Jamil.
Jamil menambahkan, pemimpin yang otoriter di era keterbukaan dengan sendirinya akan ditolak. Pemimpin tipe ini akan diturunkan secara paksa oleh rakyatnya. “Kasus di Pati setidaknya menguatkan hal itu,” imbuhnya.
Mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini menekankan bahwa pemimpin di Indonesia harus menggunakan tipe kepemimpinanan yang sesuai dengan sistem politik terbuka (demokrasi). Sistem ini dengan sendirinya menginginkan tipe kepemimpinan yang demokratis.
“Pendekatan top down yang digunakan Bupati Pati harus ditanggalkan. Sebab, pendekatan seperti ini hanya cocok di negara yang menganut sistem tertutup (otoriter),” jelasnya.
Pemimpin di Indonesia sudah seharusnya menggunakan pendekatan bottom up dan horizontal. Sebab, pendekatan ini yang cocok diterapkan di negara demokrasi, sebagaimana dianut Indonesia.
“Jadi, pemimpin di Indonesia haruslah menyesuaikan diri dengan sistem politik yang demokratis. Bila tidak, sang pemimpin akan mengalami seperti Bupati Pati Sudewo,” pungkasnya. (JB/03/Jie/Wid)