Tangsel, JaringBisnis. Sifat manusia yang cenderung unik, kadang susah dicerna dengan nalar. Kondisi dan perubahan jaman yang cepat membuat sebagian malah merasakan sebuah ketidak nyamanan. Kenapa hal itu bisa terjadi, rasa bosan dan jenuhlah yang akhirnya membuat kangen atau rindu masa lalu yang memang belum pernah dirasakan.
Bencana covid berkepanjangan hampir empat tahun, membuat Wulan dan suami pengusaha kuliner harus mengasah otak. Warung makan sebagai tempat usaha berada di food court bilangan Bumi Serpong Damai (BSD), terpaksa tutup. Rupanya bencana tersebut justru membuat otak makin bergerak dan berpikir untuk bagaimana bisa tetap eksis dalam bisnis.
Idepun muncul dari sang suami yang memang tidak bisa diam. Ketemulah lahan kosong yang masih berbentuk kebon, tanpa pikir panjang karena naluri bisnis, disulaplah kebon kosong yang ada menjadi sebuah warung unik. Warung makan ditengah kebon dengan bale bambu, disebut Warung Bale.
Menu khas rumahan, dari ayam goreng, pecak ikan guame, sambel goreng, lalapan, sayur asem, jengkol dan oseng jantung pisang, menjadi menu utama.
Sajian yang unik khas perabotan jadul dengan piring dan gelas kaleng. Membuat suasana kental seperti serasa kembali ke masa lalu, tempo doeloe.
Kini, empat tahun berlalu, Warung Bale lebih dikenal dengan nama Bale Betawi, berada di jalan Keluarga Nipan Muja, Parigi Baru,Graha Raya Bintaro,Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Makin dikenal masyarakat Jabodetabek, pemburu kuliner jadul. “ Tempatnya memang asik dikebon, dengan makan dibale bambu, dan menu rumahan, kita serasa berada dijaman dulu dan dikampung halaman. Harga murah dan terjangkau kocek. “ ujar Aesah, salah satu pengunjung dari Ciledug.
Saat berbincang bincang dengan Jaring Bisnis, Wulan mengatakan, “ Nggak nyangka juga kalo warungnya yang dikebon ini menjadi tujuan para pecinta kuliner yang kangen suasana tempo dulu.”
“ Pokoknya kita buat suasana nyaman, adem dengan menyajikan menu rumahan, serta harga murah.” Imbuh Wulan. Bagi anda pecinta kuliner unik, Bale Betawi, adalah salah satu Warung makan yang patut dikunjungi. Lokasi yang memang agak jauh dari pinggir Jakarta, karena memang sudah masuk Tangerang Selatan. Namun bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi baik mobil atau roda dua.
“ Banyak juga para pesepeda dari berbagai wilayah Jabodetabek yang penasaran dengan Bale Betawi, salah satu Komunitas sepeda di Tangsel, bahkan pernah booking hampir 100 orang, untuk acara ualng tahun komunitas sepeda itu,” papar Wulan.
Sebenarnya, warung makan yang dikemas dengan model atau tempat dan penyajian seperti jaman dulu sudah banyak ditemukan diseputaran Jabodetabek, namun tidak semua bisa bertahan lama. Banyak factor penyebab untuk tetap bertahan. Mempertahankan menu yang ada tanpa variasi, juga bisa menjadi salah satu penyebab. Lokasi yang sudah dirasakan kurang nyaman karena dampak pembangunan, atau segi pelayanan yang mulai membuat pengunjung kurang nyaman.
Kecerdikan dan kepiawaian pemilik atau penanggung jawab sebuah warung makan atau restoran, menjadi hal mutlak untuk bisa mempertahankan kelangsungan usaha. Anda penasaran dengan Bale Betawi silahkan kunjungi dan nikmati sensasi makan di kebon serasa berada dikampung halaman dijaman dulu. (JB/01/Mam/Ole)