INDONESIA DITUNTUT KEMBANGKAN PRODUK TURUNAN SAWIT

Ilustrasi

Jakarta, JaringBisnis. Selama ini, publik hanya mengenal produk turunan sawit hanya untuk minyak goreng, deterjen, dan sebagainya. Padahal, turunan produk sawit bisa berupa biodisel atau suplemen untuk memenuhi nutrisi bagi anak-anak.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga seperti dikutip dpr.go.id. Dikatakan, turunan sawit berupa produk biodisel dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri di tengah-tengah defisitnya kebutuhan BBM atau energi Indonesia.

Ia menjelaskan kebutuhan energi, khususnya BBM, saat ini kurang lebih sekitar 2 juta barel per hari (barel per day/bpd). Sementara, lifting migas nasional hanya sekitar 600 ribu bpd, sehingga Indonesia harus impor antara 1,4 juta hingga 1,6 juta bpd.

“Karena itu kita ingin mendorong industri sawit untuk memproduksi industri turunan untuk biodiesel untuk menutupi defisit BBM kita atau mengurangi angka importasi BBM. Jika industri sawit kita ini bisa memproduksi biodiesel sebagai hasil turunan sawit, otomatis importasi terhadap BBM yang saat ini membebani APBN kita, akan turun drastis,” ujar politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Saat ini, Indonesia harus mengeluarkan anggaran subsidi BBM per tahun sekitar Rp300 triliun-Rp400 triliun. Karena itu, jika sawit dapat menjadi produk turunan berupa biodiesel, maka subsidi yang besar tersebut dapat dialihkan untuk kebutuhan lain yang lebih urgen.

Kebutuhan nutrisi

Selain untuk kebutuhan biodiesel, produk turunan sawit yang juga tidak kalah penting adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Menurutnya, di beberapa negara Eropa, produk turunan sawit dapat digunakan sebagai suplemen nutrisi, khususnya untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.

Sehingga, hal ini dapat pula untuk menjadi suplemen makanan tambahan yang selaras dengan Program Pemerintah, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG).

“MBG tujuannya adalah untuk anak-anak kita sekarang ini supaya mendapat asupan gizi yang cukup, sehingga mereka nanti menjadi sumber daya manusia yang unggul di tahun-tahun yang akan datang. Ternyata sawit ini juga sumber nutrisi sebagai pengganti suplemen dan ini sudah umum digunakan di negara-negara lain,” tambahnya.

Bahkan, Lamhot menilai, negara di Eropa seperti Belanda telah menggunakan suplemen turunan produk sawit tersebut sebagai pemenuhan nutrisi sehari-hari.

“Hanya itu saja yang dia pakai dan memang sudah terbukti bahwa ketika itu dikonsumsi itu long life-nya lebih tinggi karena udah tercukupi dengan gizinya,” pungkasnya. (JB/03/Wid)