Jakarta, JaringBisnis. Gelar Tiker ala Betawi atau yang biasa dikenal dengan Gelatik Betawi menggelar diskusi sosial budaya dengan tema Jajanan Rakyat Semakin Sekarat di Balai Budaya Betawi Condet, Balekambang, Jakarta Timur, Minggu (30/6).
Diskusi ini bernuansa ngobrol santai ala orang Betawi yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, Ketua Masyarakat Adat dan Tradisional Betawi, Biem Benjamin, raja pantun Zahruddin, pemerhati budaya Betawi Endi Arif, praktisi UMKM terpilih Lala Nurmala dan dinas terkait seperti Jakpreneurs, Dinas KPKP serta pendamping sertifikasi halal.
Dalam sambutannya Iwan Wardhana menyampaikan peran dinas kebudayaan dalam penetapan aneka kuliner khas Betawi menjadi bagian dari WBTB yang hingga saat ini mencapai 22 jenis yakni : nasi uduk, nasi ulam, gado-gado betawi, sayur besan, gabus pucung, pindang bandeng, soto betawi, sate lembut, laksa betawi, ketupat sayur babanci, sayur sambel godog, bubur ase, semur jengkol, dodol Betawi, kue sengkulun, selendang mayang, akar kelapa, ali begente, roti buaya, bir pletok, kerak telor dan kue sengkulun.
Iwan pun mengusulkan agar ada upaya memberi apresiasi terhadap pelaku pelestarian kuliner yang disebutkan tersebut dengan memberi piagam penghargaan dengan kriteria yang ditentukan.

Hal senada diungkapkan Biem Benyamin, “upaya ini tak cukup sebatas pelestarian, namun juga harus dilakukan inovasi dan pengembangan tanpa keluar dari pakemnya”.
Dalam kesempatan ini Biem menyampaikan amanat dari Deddy Mizwar, tokoh perfilman berdarah betawi berupa resep aneka kuliner khas Betawi yang ditulis almarhumah ibundanya, dengan harapan agar pihak dinas kebudayaan DKI Jakarta memperbanyak dan menjadi rujukan bagi pelestari jajanan tradisional.
“Diskusi terkait jajanan tradisional ini sejatinya tak hanya yang bersifat khas Betawi saja, tapi mencakup jajanan tradisional dari daerah lain. Mengambil contoh sepanjang jalan raya Condet yang didominasi jajanan impor, maka kemungkinan hal yang sama terjadi pula di berbagai wilayah lainnya” kata Ketua Gelatik Betawi, Untung P. Napis.
“Dibutuhkan upaya serius dan berkesinambungan agar aneka kuliner tradisional ini tak punah tergerus zaman. Sebab punahnya jajanan tradisional pertanda punahnya sebuah budaya”, ungkap Untung.

Diskusi yang disemarakkan dengan selingan Samrah Betawi ini ditutup dengan penandatanganan bersama deklarasi erakan Ayo Bela Beli jajanan tradisional rakyat warisan budaya Nusantara, oleh seluruh peserta yang hadir. (JB/01/Ole)