DIDUKUNG PERTAMINA, NAMIRA ECOPRINT RAMBAH PASAR INTERNASIONAL

Namira Ecoprint kini memproduksi sekitar 500 produk handmade setiap bulannya, mulai dari kain, kerudung, hingga jaket kulit domba. (Foto: Dok JaringBisnis)

Akselerator Pertamina UMK Academy 2025, Aliff Indira Thahir mengatakan Namira Ecoprint dan peserta lain akan mengikuti berbagai pelatihan intensif. Para peserta juga mendapatkan pendampingan usaha, coaching one on one, hingga ikut serta dalam berbagai pameran nasional dan internasional untuk memperluas pasar Menurut Aliff, Namira akan bergabung dalam kelas Go Global.

“Dengan begitu, Namira Ecoprint bisa naik kelas, lebih adaptif terhadap berbagai perkembangan, dan berdaya saing di pasar nasional maupun internasional,” kata Alif saat mengunjungi rumah produksi Namira di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/6/2025).

Program UMK Academy 2025, lanjut Aliff, diadakan Pertamina untuk mendorong pelaku usaha mikro dan kecil untuk semakin maju, bahkan hingga tingkat internasional. Harapannya, UMK bisa memberi dampak lebih besar bagi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah maupun tingkat nasional.

Mengambil tema “Beri Energi Baru Menuju UMK Maju”, kick off Pertamina UMK Academy 2025 Skala Regional digelar pada 14-21 Mei 2025 di delapan kota di Indonesia.

Format baru

Vice President Corporate Social Responsibility and Small Medium Enterprise Partnership Program Pertamina Rudi Arifianto mengatakan tahun ini ada 1.490 pelaku usaha yang lolos seleksi UMK Academy.

Mereka akan mengikuti pelatihan dan pendampingan di tingkat regional. Peserta terbaik di setiap wilayah akan melaju ke tingkat nasional dan mendapatkan pembinaan lewat kurikulum seperti Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global.

Setiap kurikulum disisipi konsep Go Green untuk membentuk pelaku usaha yang peduli lingkungan.

“Tahun ini kami menyiapkan sistem pembelajaran digital, yaitu Platform UMK Academy, untuk meningkatkan keterampilan bisnis melalui modul interaktif, video edukatif, asesmen, dan gamifikasi,” kata Rudi.

UMK Academy 2025 juga menghadirkan format baru. Pelatihan akan difokuskan pada sektor tertentu seperti agribisnis, craft, fesyen, wastra, food and beverage, serta jewelry. Para peserta akan dihubungkan dengan rantai pasok lokal, nasional, dan internasional.

“Program ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya poin ketiga, yaitu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif,” ungkap Rudi.

Aneka produk

Pemilik Namira Ecoprint, Yayuk Eko Agustin Wahyuni, bersyukur usaha yang dirintisnya sejak 2019 itu bisa menjadi peserta kelas Go Global. Ia optimistis bisa melaju ke tingkat nasional.

“Saya berharap bisa menjadi pemenang agar mendapatkan hibah alat teknologi supaya Namira Ecoprint semakin tumbuh dan bermanfaat untuk lingkungan sekitar,” katanya.

Setiap bulan, Namira Ecoprint memproduksi sekitar 500 produk handmade, mulai dari kain, kerudung, hingga jaket kulit domba. Produk Namira kini telah terbang ke berbagai negara seperti Thailand, Oman, Arab Saudi, Eropa, Rusia hingga Kanada.

“Produk kami ramah lingkungan, tak mengandung bahan kimia, eksklusif, dan diproduksi terbatas,” kata Yayuk.

Yayuk kini mempekerjakan sepuluh orang, termasuk penyandang disabilitas. Ia berharap UMK Academy 2025 bisa membantu Namira Ecoprint lebih berkembang dan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. (JB/03/Jie/Wid)