CIMB NIAGA MAKIN PERKUAT POSISI DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

PT Bank CIMB Niaga Tbk sepanjang 2024 meraih laba sebelum pajak konsolidasi (audited) sebesar Rp8,7 triliun, meningkat 4,4% year-on-year (Y-o-Y). CIMB Niaga melakukan percepatan transformasi digital, memperluas portofolio produk, serta memperkuat kapabilitas teknologi. (CIMB Niaga)

JAKARTA, JaringBisnis. PT Bank CIMB Niaga Tbk sepanjang 2024 meraih laba sebelum pajak konsolidasi (audited) sebesar Rp8,7 triliun, meningkat 4,4% year-on-year (Y-o-Y). Kinerja ini menghasilkan earnings per share sebesar Rp271,59, yang turut berkontribusi pada pertumbuhan bisnis Bbnk.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan dalam keterangan yang diterima, Sabtu (22/2/2025) mengatakan kinerja perusahaan di 2024 mencerminkan keberhasilan strategi Forward23+ dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan di berbagai segmen bisnis utama.

Berkat strategi ini, jelasnya, CIMB Niaga dapat menghadirkan solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, serta memberikan nilai positif bagi masyarakat luas, dengan tetap berfokus pada inovasi digital dan meningkatkan customer experience.

“Selain itu, komitmen kami dalam menjaga kualitas aset yang baik tercermin dalam penurunan rasio gross non-performing loan (gross NPL) menjadi 1,8% di 2024, dari sebelumnya 2,0% pada 2023. Pencapaian ini menegaskan kembali dedikasi kami terhadap praktik perbankan yang bertanggung jawab, serta misi untuk menciptakan nilai positif yang berkelanjutan bagi seluruh stakeholders,” jelas Lani Darmawan.

Ditambahkan, perjalanan CIMB Niaga selama 70 tahun menjadi landasan kuat sekaligus inspirasi bagi perusahaan untuk terus meraih kesuksesan. Untuk mendorong pertumbuhan di masa mendatang, CIMB Niaga melakukan percepatan transformasi digital, memperluas portofolio produk, serta memperkuat kapabilitas teknologi.

“Dalam menghadapi perubahan dinamika pasar dan meraih peluang baru, kami tetap berkomitmen memberikan keuntungan jangka panjang bagi para nasabah dan stakeholders kami,” ujar Lani Darmawan.

CIMB Niaga senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 23,3% dan 86,3%. Total aset konsolidasian adalah sebesar Rp360,2 triliun per 31 Desember 2024, yang semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.

Total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp260,6 triliun (+10,5% Y-o-Y), dikontribusikan dari pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 14,2% Y-o-Y menjadi Rp172,1 triliun, berkontribusi terhadap rasio CASA menjadi sebesar 66,0%. Hal ini merupakan hasil upaya perusahaan untuk membina hubungan dengan nasabah yang lebih erat dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital.

Jumlah kredit/pembiayaan naik 6,9% Y-o-Y menjadi Rp228,0 triliun, terutama berasal dari pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang naik 9,1% Y-o-Y, diikuti oleh Perbankan Korporasi yang tumbuh 8,3% Y-o-Y, dan Perbankan Konsumer yang meningkat 5,4% Y-o-Y. Kenaikan tertinggi di kredit/pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 26,0% Y-o-Y.

Di perbankan syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan sebesar Rp60,3 triliun (+9,1% Y-o-Y) dan DPK sebesar Rp54,7 triliun (+21,7% Y-o-Y) per 31 Desember 2024.

Pertumbuhan signifikan tersebut sebagian besar dikontribusi oleh segmen ritel. CIMB Niaga Syariah tetap fokus pada peningkatan komposisi pendanaan, khususnya pendanaan murah dengan terus mengembangkan jaringan komunitas.

Inovasi Digital dan Perluasan Jaringan

Lebih jauh dijelasnyam inovasi dan customer centricity tetap menjadi fokus CIMB Niaga dalam pengembangan digital. Pada 2024, 90% dari total transaksi finansial nasabah telah dilakukan melalui layanan branchless banking seperti OCTO Mobile, OCTO Clicks, Bizchannel@CIMB, Automated Teller Machines (ATM), dan OCTO Pay (e-money).

Selain itu, CIMB Niaga juga menghadirkan digital experience melalui model Digital Branch yang unik, yang memadukan fitur Cabang Konvensional dan Digital Lounge. Untuk mendorong adopsi digital di kantor cabang lainnya, CIMB Niaga juga memperkenalkan Digital Hub yang dilengkapi mesin Self-Service Banking dan Self-Service Tablet untuk mempercepat layanan kepada nasabah.

“Konsep cabang ini menawarkan pengalaman perbankan yang komprehensif dan serba digital, seraya tetap mempertahankan sentuhan layanan personal yang ramah khas CIMB Niaga. Hingga 31 Desember 2024, konsep ini telah diimplementasikan di 50 kantor cabang, terdiri dari 21 Digital Branch dan 29 Digital Hub. Integrasi layanan digital di kantor cabang ini telah meningkatkan customer experience serta efisiensi layanan secara signifikan,” tuturnya.

Sepanjang 2024, CIMB Niaga terus menguatkan komitmennya terhadap keberlanjutan, termasuk pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp59,1 triliun (26% dari total pembiayaan Bank), serta pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) Cakupan 1 dan 2 sebesar 32% dibandingkan dengan tahun 2019.

Inisiatif seperti pembiayaan hijau untuk proyek energi terbarukan dan pencegahan polusi, pemasangan panel surya di salah satu gedung kantor pusat, serta pembelian Sertifikat Energi Terbarukan (Renewable Energy Certificates atau REC) telah berkontribusi dalam pencapaian Bank tahun 2024 tersebut.

CIMB Niaga juga mencatat peningkatan portofolio minyak sawit berkelanjutan sebesar 34% dibandingkan 2023. Selain itu, bersama CIMB Group, Bank telah memiliki target dekarbonisasi untuk sektor properti (real estate) serta minyak dan gas alam, melengkapi target dekarbonisasi untuk sektor batubara, kelapa sawit, semen, dan ketenagalistrikan yang telah diumumkan sebelumnya.

“Keberlanjutan adalah prioritas utama bagi CIMB Niaga dalam menjalankan bisnis, dengan mensinergikan pertimbangan ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam setiap proses perbankan. Ke depan, kami akan terus mendorong penerapan model bisnis berkelanjutan dan investasi hijau di Indonesia, karena keberlanjutan hanya dapat tercapai melalui kolaborasi antara Bank dan seluruh pemangku kepentingan,” ungkap Lani Darmawan. (JB/03/Wid)