BTN PERKUAT EKSPANSI BISNIS DAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DI NTT

Ilustrasi. (dok btn)

Jakarta, JaringBisnis. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah potensial sejalan dengan besarnya kebutuhan pembiayaan perumahan dan pertumbuhan sektor konstruksi serta real estat yang tinggi. Hingga kini, angka kebutuhan rumah (backlog) di NTT mencapai 90.500 unit.

“Relokasi BTN Kantor Cabang Kupang ke lokasi baru ini adalah simbol harapan dan optimisme kami terhadap pertumbuhan ekonomi dan perumahan di NTT. Dengan potensi sektor perumahan yang tinggi dan didukung program Perumahan Nasional, BTN Kupang diharapkan mampu mempercepat penyaluran KPR dan mendekatkan layanan perbankan kepada masyarakat,” ujar Nixon dalam acara [eresmian gedung baru BTN KC Kupang di Kupang, Rabu (9/7/2025).

Nixon menjelaskan gedung baru BTN Kantor Cabang Kupang terdiri atas 4 lantai dan total luas mencapai 4.000 meter persegi. Kantor tersebut akan menjadi koordinator berbagai jaringan kantor BTN di NTT.

Nixon melanjutkan perumahan menjadi salah satu sektor yang memiliki dampak besar bagi perekonomian. “Satu rumah butuh 5 orang tukang dan bahan dasar pembangunan rumah itu 90% menggunakan bahan baku lokal sehingga pertumbuhan sektor perumahan di NTT akan mendukung peningkatan ekonomi provinsi ini,” jelas Nixon.

Di sisi lain, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menyampaikan apresiasi atas kehadiran wajah baru BTN KC Kupang di Jalan El Tari karena menunjukkan optimisme akan pertumbuhan ekonomi di NTT.

“Pemerintah Provinsi NTT menyambut baik langkah strategis Bank BTN yang terus memperluas jangkauan layanan hingga ke pelosok daerah. Kebutuhan hunian layak bagi masyarakat NTT sangat besar, dan kami percaya sinergi pemerintah daerah dan sektor perbankan akan mendukung upaya pemerintah meningkatkan ekonomi di NTT,” ujar Melkiades.

Potensi besar

Potensi sektor perumahan di NTT tergambar jelas dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT. Pada akhir 2024, sektor konstruksi dan real estat yang menopang bisnis perumahan di NTT menghasilkan nilai total barang dan jasa sebesar masing-masing Rp13,96 triliun dan Rp3,41 triliun.

Di periode yang sama, sektor konstruksi menyumbang 10,17% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTT, sementara real estat berkontribusi sebesar 2,49%.