Jakarta, JaringBisnis. Perkembangan olahraga sepeda BMX Race di Indonesia termasuk sangat cepat. Hal ini, salah satunya, dengan semakin baiknya prestasi pebalap BMX Indonesia di kancah regional, seperti menjuarai ajang olahraga multidisplin seperti Sea Games dan Asian Games, maupun ajang internasional di bawah bendera UCI (Union Cycling Internationale) seperti kejuaraan Asia, World Cup, dan UCI C1.
Nama-nama seperti Amelia Sifa (Juara Asian Games), Jasmine Azzahra (Perunggu Asian Games), Rio Akbar, Bagus Sahputra, menjadi generasi masa kini yang menggantikan Elga Kharisma, Toni Syarifudin, beberapa tahun lalu.
Di DKI Jakarta, sebuah klub BMX yang lahir sekira tiga tahun silam, BMX Star DKI Jakarta, semakin menancapkan kukunya di tengah hiruk pikuk perkembangan BMX Race yang massif. DKI Jakarta, yang sebelumnya tidak terlalu diperhitungkan, kini semakin diakui keberadaannya melalui prestasi-prestasi atlet dari klub BMX Star. “Yang paling menonjol adalah saat Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) akhir tahun 2023 lalu, atlet BMX Star yang juga atlet PPOP DKI Jakarta, yaitu Albin Iswanto dan Shahnaz Mumtaz, meraih emas,” kata Coach Zul Irfan, Pelatih BMX Star Jakarta.
Meski usia klub ini masih muda, namun pebalap-pebalap masa depan telah hadir melalui pembibitan usia dini yang intens, sistematik, terarah, teruji, sekaligus terbukti. Jika di usia junior ada Shahnaz Mumtaz dan Albin Iswoyo yang rajin naik podium, di lapis selanjutnya ada Sultan Adiguna (PPOP Ragunan) dan Alya Isworo (PPOP Ragunan) yang juga memiliki prestasi moncer. Di kelas elite, Stellina Romadhoni, juga menjadi pebalap andalan yang langganan podium.
Untuk kelas Challenge, BMX Star memiliki Juara Asia dua kali, Szarnillan Agate yang bergabung dalam POPB DKI Jakarta. Juga ada Abdurrohman Zakky (DBON Nasional) yang juga menjadi langganan podium internasional. Pebalap yang juga moncer prestasinya baik skala nasional dan internasional adalah Nayaka, Fadhil, Athar (POPB), Icha (POPB), Bisma, Keanu, Izaz, Affiq, Keenan, Raga, Rayya, dan lainnya.
“Klub ini memang eksklusif, karena benar-benar fokus pada pengembangan kualitas atlet. Itu sebabnya, atlet-atlet kami masuk dalam pusat pelatihan berkesinambungan seperti POPB dan PPOP, sebelum diambil menjadi atlet lapis pertama dan kedua DKI Jakarta,” kata Penasehat Klub BMX Star, H. Rusdiyanto.
Sistem pelatihan berjenjang sesuai kategori usia memang menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Karena itulah, BMX Star menjaga jumlah pebalapnya agar tidak over quota, bahkan untuk masuk akan ada seleksi untuk menakar kemampuan pebalap baru yang mendaftarkan diri di klub ini. (JB/02/GlG)