Jakarta, JaringBisnis. Bantuan pangan berupa beras untuk memberikan stimulus pengungkit perekonomian, mulai disalurkan Senin (14/7/2025). Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Perum Bulog dan pemerintah daerah menyalurkan paket beras 20 kilogram (kg) ke masing-masing Penerima Bantuan Pangan (PBP).
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menyatakan bantuan pangan beras ini menjadi program prioritas yang akan dikejar dalam sebulan ke depan ini.
“Alhamdulillah, program bantuan pangan beras telah mulai disalurkan. Tentu ini menjadi prioritas kami bersama Bulog dalam satu bulan ke depan. Pemerintah upayakan akselerasi program baik ini karena ini kita membicarakan saudara-saudara kita yang paling membutuhkan,” ujar Arief dalam keterangannya.
Dalam catatan Bapanas, bantuan pangan beras telah diberikan kepada 1.267 PBP atau sekitar 25,3 ribu kg per Senin (14/7/2025). Daerah penyalurannya antara lain di Kalimantan Tengah yang telah mulai disalurkan di Kelurahan Tanarung, Kota Palangkaraya dan Kelurahan Buntok Kota di Kabupaten Barito Selatan.
Sementara di Maluku mulai disalurkan di Desa Lauran di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kelurahan Silale dan Waihong Kota Ambon, serta Kelurahan Ketsoblak, Kota Tual.
Selanjutnya masyarakat di Maluku Utara di Kelurahan Salahudin, Kota Ternate pun telah mulai tersalurkan. Di Jawa Tengah, tepatnya di Desa Gajahan, Kabupaten Karanganyar dan Kelurahan 26 Ilir D1, Kota Palembang, Sumatera Selatan pun telah mulai disalurkan bantuan pangan beras.
“Program ini menjadi bukti kebijakan keberlanjutan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Sesuai arahan, bantuan pangan beras kembali dapat disalurkan di 2025 ini kepada total 18,27 juta keluarga se-Indonesia. Penerima bantuan terus kami upayakan semakin tepat sasaran,” kata Arief.
Dampak positif
Lebih jauh, Arief mengatakan tahun ini, Bapanas menggunakan database PBP dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagaimana Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025.
“Kita fokuskan ke desil 1 sampai 7. Harapannya program intervensi ini dapat meredam harga beras sekaligus menyangga ekonomi masyarakat yang memang memerlukan perhatian pemerintah,” sambungnya.
Dampak positif program bantuan pangan beras telah terbukti sepanjang 2023 dan 2024. Kala itu inflasi beras di September 2023 melejit hingga 5,61 persen. Setelah ada penggelontoran bantuan pangan beras, di Desember 2023 terkendali menjadi 0,48 persen.
Tren positif kembali terjadi di 2024. Per Februari 2024, inflasi beras berada di level 5,32 persen dan menjadi yang tertinggi pada 2024. Program bantuan pangan beras kembali dilanjutkan hingga alokasi 9 bulan. Hasilnya inflasi beras di Desember 2024 sukses terkendali menjadi 0,1 persen. (JB/03/Wid)