Jakarta, JaringBisnis. Perjalanan sektor ekonomi menunjukkan tren yang dinamis selama tahun 2024, baik global maupun domestik. Namun, ketidakpastian di sektor ini juga diprediksi masih akan menjadi bayang-bayang pada tahun 2025.
Sebagai bagian dari upaya melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mempersiapkan berbagai kondisi yang mungkin terjadi di tahun depan, Allianz Indonesia menggelar diskusi media dengan tema Economy Outlook 2025: How Insurance & Media Industry Navigate the Uncertainty.
Dalam kesempatan tersebut, Allianz Indonesia mengajak pengamat ekonomi dan perwakilan dari media untuk berbagi wawasan mengenai proyeksi ekonomi global dan nasional serta peran industri asuransi dan media dalam mendukung masyarakat di tengah ketidakpastian di sektor ekonomi.
Country Manager & President Director Allianz Life Indonesia Alexander Grenz dalam sambutannya menyatakan bahwa, “Di tengah ketidakpastian ekonomi 2025, Allianz berkomitmen untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.
Tujuan ini didorong oleh komitmen kami untuk membantu setiap individu dan keluarga dalam mencapai keamanan finansial mereka. Kami percaya bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan asuransi bergantung pada tingkat literasi keuangan dan asuransi.
Oleh karena itu, kami secara rutin mengadakan kegiatan literasi keuangan dan memberikan solusi perlindungan, baik untuk asuransi jiwa, kesehatan, syariah, dan umum. Kami juga percaya bahwa kolaborasi yang kuat antara Allianz dan media akan terus berkembang, dan bersama-sama dapat membantu lebih banyak masyarakat Indonesia.”
Ketidakpastian Ekonomi Global dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Mengawali diskusi ini, Business Development Advisor, Bursa Efek Indonesia Poltak Hotradero mengatakan bahwa pada tahun 2024, perekonomian global tumbuh sebesar 3,2%. Hal ini didukung oleh penurunan inflasi tanpa adanya resesi global yang dapat dianggap sebagai pencapaian yang besar.
Namun, saat ini perekonomian global berada di situasi yang tidak menentu. Gejolak yang cukup signifikan, seperti konflik geopolitik, beberapa negara besar yang masih berupaya untuk mengembalikan ekonominya yang sempat memburuk, hingga terjebaknya beberapa negara berpenghasilan rendah dalam utang yang cukup besar, terus mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, pasca Pemilu AS juga diprediksi akan turut memengaruhi perekonomian global mengingat saat ini dunia masih memantau arah kebijakan ekonomi Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Poltak memproyeksikan bahwa perekonomian global akan stagnan di angka 3,2%
“Saat ini juga sedang terjadi soft landing di mana terjadi perlambatan siklus pertumbuhan ekonomi untuk menghindari resesi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa saat ini, bank sentral sedang berupaya untuk menaikkan suku bunga secukupnya sehingga dapat menghentikan ekonomi dari inflasi yang tinggi tanpa menyebabkan downturn yang parah.
Sementara itu, kondisi perekonomian nasional diproyeksikan juga akan mengalami ketidakpastian. Pasalnya, selain terdampak kondisi perekonomian global, berbagai pihak masih menanti kebijakan dari pemerintahan baru walaupun hingga triwulan III 2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga baik di tengah peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
Menurut data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal tersebut ekonomi Indonesia tercatat tumbuh sebesar 4,95% (yoy) setelah sebelumnya mencapai angka 5,05% (yoy) dan 5,11 (yoy) yang didorong oleh aktivitas ekonomi musiman, seperti momen Pemilu, Ramadan, Idulfitri, liburan sekolah, hingga acara keagamaan lainnya.
“Walaupun pertumbuhannya terjaga, namun tetap terlihat adanya perlambatan apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Kuartal selanjutnya diperkirakan akan banyak didorong oleh momen Natal dan Tahun Baru. Namun, tetap tidak akan ada kenaikan yang signifikan,” kata Poltak.
Menurutnya, ketidakpastian ekonomi cukup memunculkan kebingungan dan berdampak pada masyarakat. Maka tak heran apabila terjadi peningkatan harga pada bahan pokok, BBM, gas elpiji serta rumor kenaikan iuran tarif BPJS, hingga tarif transportasi yang menyebabkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk melakukan spending.
Menurut data Purchasing Managers Index (PMI), sektor manufaktur Indonesia hingga Juli 2024 turun ke level 49,7 yang mana menjadi tanda bahwa ekonomi Indonesia sedang lesu. Ini adalah level terendah sejak Agustus 2021.
Di sisi lain, tingkat pengangguran juga meningkat dikarenakan gelombang PHK yang semakin besar. Hal ini terjadi karena perusahaan dari berbagai industri sedang mengalami deflasi karena daya beli masyarakat yang lesu.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut kelompok masyarakat yang cukup terdampak adalah kelas menengah. Padahal, masyarakat kelas menengah memiliki kontribusi yang esensial untuk daya tahan perekonomian.
Di akhir sesinya, Poltak menyarankan masyarakat untuk selalu menjaga cash flow supaya tetap sehat, tidak menumpuk terlalu banyak utang, memiliki dana darurat dan aset lancar yang cukup, tetap memiliki investasi walaupun sedang di masa-masa yang sulit, dan memiliki proteksi yang tepat, seperti BPJS maupun asuransi swasta.
Tantangan dan Peluang Allianz dalam Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global dan Nasional
Mewakili Allianz Indonesia, Country Chief Product Officer Allianz Life Indonesia Himawan Purnama menjelaskan bahwa Allianz juga memahami adanya ketidakpastian ekonomi dalam negeri maupun global yang akan terjadi pada tahun 2025.
Menurunnya daya beli masyarakat serta kesadaran akan pentingnya asuransi juga terlihat pada angka penetrasi asuransi yang masih rendah, yakni sebesar 2,8% (per September 2024) yang mana belum sebanding dengan angka literasi dan inklusi asuransi yang sudah mencapai 76,25% dan 12,21%.
Sebagai perusahaan penyedia layanan asuransi, Allianz Indonesia berkomitmen untuk terus beradaptasi dengan situasi terkini. Himawan mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk tetap memiliki proteksi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pada tahun 2025.
“Hal tersebut mendorong kami untuk terus meningkatkan pemahaman dan penetrasi asuransi dengan menyediakan solusi dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Himawan.
Saat ini Allianz menyediakan solusi yang lengkap, mulai dari asuransi jiwa, kesehatan, syariah, dan berbagai asuransi kerugian atau umum.
Selain itu juga menyediakan beragam produk yang memenuhi kebutuhan berbagai kalangan masyarakat, “Kami juga terus berinovasi dengan mengeluarkan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan berbagai kalangan masyarakat seperti generasi muda, early jobber, hingga keluarga mapan, seperti produk asuransi jiwa tradisional dan kesehatan murni,” lanjutnya.
Selain inovasi produk, Allianz juga aktif melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bergerak aktif dan memiliki gaya hidup yang lebih sehat melalui program dan kegiatan aktivasi health awareness, memberikan edukasi perihal literasi finansial serta melakukan edukasi dengan memanfaatkan media sosial, artikel dan workshop media.
Salah satu upaya yang juga terus dilakukan oleh Allianz Indonesia untuk mengedukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya literasi keuangan adalah dengan mengadakan Allianz Journalist Writing Competition yang telah diselenggarakan sejak tahun 2020.
Tahun ini, Allianz Journalist Writing Competition 2024 berhasil mengumpulkan 3.365 artikel pemberitaan seputar asuransi yang diterbitkan sejak bulan Januari hingga November 2024.
Pemenang terbaik dari kategori berita cetak, online, dan foto telah dipilih berdasarkan penilaian dewan juri, yakni Wahyuni Murtiani selaku Head of Corporate Communications Allianz Indonesia, Poltak Hotradero selaku Business Development Advisor di Bursa Efek Indonesia, Titin Rosmasari selaku Pimpinan Redaksi di CNN Indonesia, dan Gunawan Wicaksono selaku Redaktur Foto di Majalah Tempo.
Melalui kompetisi ini, Allianz Indonesia memberikan apresiasi untuk rekan-rekan media yang telah mendukung kegiatan edukasi keuangan dan asuransi, melalui beragam pemberitaan yang telah dipublikasikan selama tahun 2024.
Peran Media Massa untuk Mengedukasi Masyarakat, terutama Anak Muda
Selain menjadi juri, Gunawan Wicaksono, Chief Photo Editor Tempo juga hadir sebagai pembicara dan turut memberikan pandangannya mengenai disrupsi digital yang saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi media massa.
Kemajuan teknologi menjadikan masyarakat mudah mendapatkan informasi. Namun, tidak ada yang bertugas untuk melakukan filterisasi dan tidak bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya.
“Saat ini, teknologi seperti Artificial Intelligent (AI) memudahkan kehidupan masyarakat. Namun, apabila berbicara dari sisi berita foto, tetap tidak bisa tergantikan oleh AI karena kami akan menyajikan foto yang nyata dan sesuai dengan realitanya sehingga masyarakat mengerti betul apa yang terjadi di lapangan.
Hal ini juga menjadi upaya kami untuk mengedukasi bahwa masyarakat perlu mengetahui perbedaan gambar nyata dan buatan AI karena sekarang saja modus kejahatan juga sudah banyak yang menggunakan gambar berbasis AI,” ujarnya.
Menurutnya, di tengah gempuran teknologi, media terus berupaya untuk beradaptasi dan menjadi gatekeeper sehingga masyarakat tidak mudah terkecoh dengan informasi hoax.
Pemimpin Redaksi CNNIndonesia.com Titin Rosmasari juga menambahkan bahwa media arus utama dan jurnalisme harus terus dapat membantu masyarakat dengan menyajikan informasi yang sudah terverifikasi sehingga demokrasi tetap terjaga.
Adanya fenomena sosial seperti doom spending dan lipstick effect yang saat ini banyak dibicarakan di media sosial membuat para pelaku di industri media terus mengedukasi masyarakat, terutama anak muda supaya tidak terjebak dalam perilaku tersebut.
“Masih banyaknya masyarakat yang terjerat pada praktik keuangan yang salah adalah gambaran dari masih rendahnya pengetahuan finansial yang dimiliki masyarakat.
Di sinilah media berperan untuk mengedukasi dengan informasi yang akurat mengenai literasi keuangan, pentingnya proteksi di tengah ketidakpastian ekonomi, dan mengetahui pengelolaan risiko yang baik,” tutup Titin. (JB/01/Ole)