ANALISA SIMINVEST TERKAIT PELUANG SAHAM SEKTOR KOMODITAS

Ike Widiawati, Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas. FOTO: DOK Sianrmas Sekuritas

Jakarta, JaringBisnis. Dinamika perekonomian China dan isu politik terkini seputar pemilu Amerika Serikat menghadirkan sentimen yang beragam pasar modal.

Sebagai magnet utama perekonomian global, isu terkini terkait dua negara itu menjadi elemen penting yang mempengaruhi dinamika market komoditas.

Hal ini menjadi bahasan dari Webinar bertajuk ‘Menilik Peluang Saham Sektor Komoditas di Tengah Dinamika Pasar Modal’ yang digelar oleh Sinarmas Sekuritas (SimInvest) pada Jumat (26/7).

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menjelaskan, pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu katalis yang akan mempengaruhi saham-saham energi seperti batu bara, minyak, dan Crude Palm Oil (CPO). Hal itu terkait dengan kebijakan dari Donald Trump maupun Kamala Harris yang berjanji untuk menaikkan tarif impor produk asal China.

“Permintaan barang dari China yang terbatas akan membuat ekonomi China melandai. Ini akan mempengaruhi permintaan bahan bakar untuk manufaktur China dan berdampak ke permintaan energi.”

Ike juga menambahkan pentingnya peran China sebagai konsumen terbesar untuk minyak. Landainya perekonomian China dikhawatirkan mengganggu permintaan minyak sehingga mempengaruhi harga minyak.

“China ini salah satu konsumen utama selain batu bara juga konsumen terbesar untuk minyak mentah. Jadi kami melihat Timur Tengah dan anggota OPEC tidak bisa serta merta melakukan penambahan produksi sekarang karena kalau produksi dinaikkan harga bisa anjlok. OPEC akan melangsungkan pertemuannya pada 1 Agustus 2024”.

Ike juga membeberkan prospek sektor sawit atau CPO yang tengah mengalami pelemahan seiring pasokan berlebih. Lemahnya pasar eksternal termasuk penurunan harga minyak kedelai dan minyak mentah, juga menekan harga kelapa sawit.

Meski demikian, Ike melihat bahwa harga CPO dapat terbantu dengan adanya terkait festival Diwali terbesar India. Pada festival ini berpotensi mengerek permintaan CPO sehingga pada akhirnya dapat menopang kenaikan CPO.

Adapun festival ini akan berlangsung pada Agustus dan September. “Saat Diwali, biasanya permintaan untuk CPO itu akan melonjak tinggi yang akan menstabilkan dari sisi supply dan demand.

Jadi, pada saat permintaannya melonjak tinggi, akan mengerek dari sisi harga. Untuk saham-saham CPO boleh kita jadikan salah satu perhatian.” Ike menyebutkan saham-saham yang menarik diperhatikan antara lain ADRO, PTBA, INDY, LSIP, SSMS, dan SIMP. (JB/01/Ole)