SHEILA MULYA: BERSEPEDA SEMUA JADI SATU, PAKET KOMPLIT

Sheila Mulya. FOTO: DOK PRIBADI

Jakarta, JaringBisnis. Pola hidup sehat harus dijaga, namun apa daya, banyak tempat umum dimana ada perkumpulan terpaksa harus dibubarkan. Sanggar aerobic, gym centre, pusat-pusat olahraga dan lain lain tidak diperbolahkan. Tak ada pilihan lain bagi sebagian orang, olah raga yang menjadi kebiasannya tetap harus jalan.

Sheila Mulya salah satunya diantara jutaan orang yang terpaksa harus berolah raga yang sifatnya individu. Tak ada pilihan, salah satu olah raga yang sifatnya individu adalah bersepeda. Sheila, pesepeda yang hobinya lahir saat pandemi corona melanda Indonesia, dan sebagian dunia.

Untuk menjaga kebugaran tubuhnya, maka mulailah mencoba olah raga baru bersepeda. Rupanya, olah raga bersepeda inilah menjadi hobi baru dan makin digandrungi. Bahkan dengan berakhirnya wabah corona, Sheila makin mencintai olah raga bersepeda.

“ Ternyata sekarang jadi keterusan bersepeda, karena dengan bersepeda bisa sambal piknik, gowes wisata ke alam pegunungan, bisa cari warung kulineran, dan yang jelas bersepeda semua jadi satu, happynya dapat, sehat dapat, pokoknya paket komplit,” jelas Sheila disela sela latihan untuk persiapan mengikuti Bromo KOM X tanggal 18 Mei di Surabaya.

Bromo KOM adalah sebuah event challenge yang tergolong berat start dari Surabaya dan finish Wonokitri dengan jarak 100 Km , dari jalan flat atau datar kemudian nanjak hingga ketinggian 2000an M.

Bagi Sheila, olah raga yang awalnya hanya sekedar coba coba dan akhirnya menjadi ketagihan, rupanya benar benar ditekuni. Dengan usia yang tidak muda lagi, kini kepaka empat, tentu kesempatan menjadi atlit sudah tidak ada. Namun bukan halangan untuk tetap berprestasi diajang amatir. Bersyukur sang suami yang juga pesepeda sangat mendukung kegiatan Sheila.

Terbukti beberapa event sepeda beberapa kali diikuti, bahkan bisa meraih podium dibawah para atlit atlit professional dan terdaftar sebagai atlit nasional.
Beberapa event yang dikuti antara lain, Tour De Borobudur, Tour de Ortoped. Sebuah event cahalleng C Century Ride Macadam 10 Km, berhasil finish pertama kategory women, Race Tasik Pangandaran 174 Km dikelas Women Open harus bertanding melawan atlet nasional.

Terakhir bulan April ini adalah Mini Kom dengan jarak 50 Km, start dari Kota Wisata, Cileungsi menuju Gunung Batu. Disini kembali harus bertarung dengan para atlit Nasional.

“ Pengalaman saat race seru dan asik walau lawan anak anak muda , namun Sheila tidak merasa berkecil hati, justru malah senang, banyak pengalaman, mengejar juara tiak mungkin, namun kalo menang berarti sebuah rezeki, “ Imbuh Sheila, sambal seruput susu jahe di sebuah warung kawasan Bukit Hambalang.

“ Pengalaman ikut race selain mengasah pengalaman, juga akan mengasah mental, karena tidak semua pesepeda amatir berani ikut event event challenge terutama jalur jalur tanjakan.” Jelas Sheila

Pada akhirnya, Sheila sendiri dikalangan pesepeda jabodetabek, saat ini dikenal dengan julukan “ Ratu Tanjakan”, beberapa tanjakan dengan kemiringan hampir 40 derajat pernah disambangi. Apalagi kota Salatiga, tempat asal sang Suami. Seputaran Gunung Merapi, Merbabu bahkan hampir sebagian Jawa Tengah sudah disambangi.

Tentu target terbaru event Bromo KOM 10 yang bakal digelar tanggal 18 Mei 2024 menjadi target utama, paling tidak podium 1.
Dalam kancah sepeda amatir, semoga akan lahir pesepeda wanita yang tangguh tangguh. Tidak sekedar hobby namun, bisa ke kancah professional. Sekaligus menjadi pemacu untuk anak anak muda, agar jangan kalah dan ketinggalan dengan yang lebih tua. (JB/01/Mam/Ole)