PERINGATI HARI PAHLAWAN, SWARA SEADANYA PENTASKAN REPERTOAR ‘PAHLAWAN RAKYAT’

Pementaskan repertoar 'Pahlawan Rakyat' oleh kelompok musik etnik Swara Seadanya dalam acara Majelis Nyala Purnama #7. (ist)

Jakarta, JaringBisnis. Kelompok musik etnik kontemporer Swara SeadaNya dari Komoenitas Makara mementaskan repertoar ‘Pahlawan Rakyat’ dalam acara Majelis Nyala Purnama #7. Acara yang digagas Direktorat Kebudayaan Universitas Indonesia bekerjasama dengan Komoenitas Makara dan Urban Spiritual Indonesia tersebut berlangsung di di Selasar Makara Art Center Universitas Indonesia, Senin (10/11/2025).

Pada pentas kali ini Swara SeadaNya tampil dengan para personil Ayie Suminar (Pembaca sekaligus Penulis Puisi), Asep Rachman Muchlas (Suling), Theressa Rida (Celempung), Gunawan Wicaksono (Gitar), Abrar Husin (Kecapi), dan Indonesiana Ayuningtyas (Penari Tradisional).

Pada repertoar kali ini musik yang digarap oleh Swara SeadaNya terinspirasi dari karya legendaris Dolores O’Riordan dari grup The Cranberries berjudul Zombie namun diaransemen ulang dan diolah dengan alat-alat musik tradisional seperti kecapi, celempung, bahkan juga suling khas suku Indian Peru.

“Kami suka dengan komposisi musik karya Dolores yang menurut kami tegas, dingin, namun artistik, tapi lirik dari lagu tersebut sama sekali tidak kami ambil dan kami Ganti dengan lantunan puisi yang bertema pahlawan rakyat dan kami masukkan petikan kecapi khas Sunda juga melodi dari suling khas suku Indian di Peru”, ujar Gunawan Wicaksono, salah satu personal Swara SeadaNya yang mengusulkan ide awal memainkan repertoar ini.

“Suara melodi dari suling khas Indian Peru nantinya akan selaras dengan unsur ritmik yang keluar dari Celempung khas tanah Sunda”, ujar Asep Rachman Muchlas yang juga bertindak sebagai music director Swara SeadaNya dalam latihan terakhir sebelum pementasan.

Pentas Swara SeadaNya kali ini juga tetap menghadirkan suasana magis dengan ilustrasi tari yang digarap oleh penari Indonesiana Ayuningtyas, yang juga merupakan personal Swara SeadaNya.

Nesia, begitu panggilan Indonesiana, memainkan koreografi hasil ciptaannya sendiri yang menggabungkan berbagai ragam gerak seperti Jaipong ala Jawa Barat, Ronggeng ala Betawi, hingga Ballet dari Eropa.

“Di penampilan ini aku sengaja menyembunyikan wajah dalam balutan selendang di pembuka tarian sebagai penerjemahan bahwa Pahlawan Rakyat yang diceritakan dalam musikalisasi puisi ini adalah anonim”, ujar Nesia, siswi SMP Negeri 2 Depok. (JB/03/Wid)