DUKUNG PEMERATAAN PEMBANGUNAN, ASDP PERKUAT AKSES KE WILAYAH 3T

Ilustrasi. (dok asdp)

Jakarta, JaringBisnis. Pembangunan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan akses transportasi yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Karena itulah, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menegaskan komitmen sebagai penyedia layanan konektivitas penyeberangan yang berperan penting dalam mendukung pengentasan kemiskinan, khususnya di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

“Sebagai BUMN penyedia layanan penyeberangan, ASDP memikul tanggung jawab untuk memperluas jangkauan konektivitas hingga ke pelosok negeri, terutama di daerah 3T. Akses transportasi yang andal adalah fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Direktur Utama ASDP, Heru Widodo dalam Konferensi Nasional Komunikasi bertema ‘Komunikasi Pembangunan untuk Pengentasan Kemiskinan’ di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten, beberapa waktu lalu.

Salah satu wujud nyata peran ASDP terlihat di Pulau Enggano, Bengkulu. Pulau yang sempat terisolir akibat pendangkalan alur pelayaran kini terhubung kembali berkat beroperasinya KMP Pulo Tello di lintasan Bengkulu–Enggano.

Dalam periode Januari–Juni 2025, kapal ini telah melayani 3.695 penumpang dan 574 unit kendaraan. “Selain meningkatkan mobilitas, layanan ini mempermudah distribusi BBM dan kebutuhan pokok masyarakat di Enggano,” tambah Heru.

Program TJSL

Tak hanya menghadirkan aksesibilitas, ASDP juga memperkuat kontribusinya lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berbasis tiga pilar yaitu sosial, lingkungan, dan ekonomi. Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menyebutkan bahwa TJSL merupakan investasi sosial yang mampu menghubungkan pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

“Melalui TJSL, kami membekali masyarakat dengan kapasitas dan peluang yang merata, termasuk di daerah 3T. Program yang telah kami jalankan antara lain beasiswa untuk mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa, pelatihan kewirausahaan bagi IKM dan UKM, hingga penyediaan produk UMKM di vending machine di destinasi pariwisata unggulan seperti Danau Toba dan Labuan Bajo,” ujar Shelvy.

Selain program sosial, kontribusi ASDP juga tercermin dari setoran dividen sebesar Rp101 miliar kepada negara, pembayaran pajak Rp257 miliar pada 2024, serta penciptaan lapangan kerja bagi lebih dari 6.000 karyawan.

“Kinerja ini menunjukkan bahwa ASDP tidak hanya berperan sebagai penyedia layanan publik, tetapi juga motor penggerak ekonomi nasional,” tambahnya.

Ditambahkan, ASDP berkomitmen untuk terus memperkuat perannya dalam pembangunan berkelanjutan. “Kami akan terus memperluas aksesibilitas penyeberangan, meningkatkan kualitas layanan publik, dan menghadirkan program TJSL yang lebih berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan upaya nasional dalam mengentaskan kemiskinan,” jelas Shelvy. (JB/03/Wid)