Jakarta, JaringBisnis. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) telah resmi memulai pelaksanaan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung bagi peternak rakyat. Penugasan kepada Perum Bulog telah diterbitkan melalui surat Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 262/TS.02.02/K/9/2025 tanggal 23 September.
Program SPHP jagung ini menggunakan stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebanyak 52.400 ton dan dilepas dengan harga Rp5.500 per kilogram (kg) sampai peternak. Sementara anggarannya telah tersedia di NFA sejumlah Rp 78,6 miliar dengan asumsi subsidi harganya Rp1.500 per kg.
“Kabar baik bagi peternak unggas yang memproduksi telur dan ayam pedaging, mulai minggu ini pemerintah memulai SPHP jagung pakan. Dengan harga Rp 5.500 per kilogram untuk peternak rakyat. Jadi ini sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo bahwa pemerintah harus hadir bagi produsen pangan dalam negeri,” terang Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam Launching Penyaluran SPHP Jagung di Kantor NFA, Jakarta.
“Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan Perum Bulog, tentunya menjalankan perintah Bapak Presiden. Perintahnya supaya peternak lokal harus dijaga, terutama peternak layer mandiri dan peternak kecil. Jadi pada saat harga jagung pakan sedang tinggi, pemerintah bantu peternak. Namun saat harga jagung rendah, pemerintah bantu petani dengan menyerap,” tambah Arief.
Penerima program SPHP jagung 2025 ini telah melalui verifikasi bersama antara Badan Pangan Nasional dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian serta Perum Bulog. Total terdapat 2.109 peternak yang akan disasar dalam SPHP jagung tahun ini dan telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 9046/KPTS/PK.240/F/09/2025.
Rinciannya dari 2.109 penerima tersebut terdiri dari peternak mikro 192 peternak, peternak kecil 1.693 peternak, dan peternak menengah 224 peternak. Ini tersebar di 16 provinsi antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
Kolaborasi ini diungkapkan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi sebagai langkah positif karena stok CJP di tahun ini sepenuhnya bersumber dari produksi dalam negeri. Ia berharap ke depannya peternak lokal dapat naik kelas setelah disokong pemerintah melalui program SPHP jagung.
“Mudah-mudahan SPHP jagung ini bisa membantu. Sekarang ini Kementan keren, Badan Pangan juga. Bulog itu nanti mengeluarkan harganya Rp 5.000 kalau di gudang. Lalu Rp 5.500 sampai peternak. Tapi kita tak boleh bilang peternak ini jadi peternak kecil terus. Kita semua sepakat kalau peternak ini harus naik kelas. Pemerintah selalu bersama peternak layer,” sambungnya. (JB/03/Wid)
badan pangan nasional, bapanas, pertanian, peternakan, stabilisasi pasokan dan harga pangan,