Jakarta, JaringBisnis. Animo masyarakat menjadikan MRT Jakarta sebagai transportasi utama terus meningkat. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya pengguna layanan transportasi yang dikelola PT MRT Jakarta (Perseroda) tersebut.
Sepanjang Agustus 2025, total 4.001.641 pelanggan menggunakan layanan MRT Jakarta atau rata-rata 129.085 pelanggan setiap hari. Angka tersebut lebih besar dari target rata-rata 122.032 pelanggan per hari.
Dikutip dari laman MRT Jakarta, pada hari kerja, rata-rata pelanggan mencapai 152.639 orang dari target 137 ribu orang per hari. Sedangkan pada akhir pekan, angka keterangkutan mencapai 86.259 pelanggan per hari dari target 79 ribu orang per hari.
Pada 2024, jumlah pengguna jasa MRT Jakarta mencapai 111 ribu orang per hari. Angka ini melampaui target 97 ribu orang per hari sepanjang 2024. Pada 2025 ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan 117 ribu pelanggan per hari pada akhir tahun.
Konsistensi angka keterangkutan saat hari kerja di atas 100.000 pelanggan per hari menunjukkan besarnya antusiasme masyarakat menggunakan transportasi publik saat weekdays.
Sejauh ini, secara konsisten tren peningkatan angka keterangkutan (ridership) masih terlihat di lima stasiun yaitu Dukuh Atas BNI, Lebak Bulus, Blok M BCA, Bundaran HI Bank Jakarta, dan Bendungan Hilir. Sejumlah faktor seperti integrasi antarmoda dan gedung di sekitar stasiun, transit mitra feeder, dan program gaya hidup dan event mendorong peningkatan tersebut.
Lakukan kolaborasi
Untuk menaikkan angka keterangkutan, PT MRT Jakarta (Perseroda) bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama dari industri wisata seperti sektor kuliner, aktivitas, hingga pusat perbelanjaan, kesehatan, pendidikan, hingga promo tiket di sejumlah tempat wisata.
Kerja kolaborasi dengan sejumlah operator transportasi publik pengumpan (feeder) juga mendorong peningkatan angka keterangkutan. Lebih jauh lagi, moda pengumpan ini juga mengangkut dari kawasan hunian langsung menuju stasiun terdekat.
Kehadiran angkutan pengumpan ini akan berdampak tidak saja terhadap kenaikan angka keterangkutan, namun juga mendorong kebudayaan menggunakan platform berbagi kendaraan (ride sharing). Secara angka, operator pengumpan ini menyumbang sekitar 22-23 persen angka keterangkutan dari total ridership MRT Jakarta.
Terhitung sejak Mei 2023, waktu operasional ratangga dan stasiun saat akhir pekan yang biasanya mulai pukul 06.00 dan berakhir pada pukul 24.00, menjadi pukul 05.00 hingga 24.00 sebagai bentuk dukungan terhadap aktivitas masyarakat pada akhir pekan di sepanjang jalur MRT Jakarta. Penambahan jam operasional pun dilakukan saat penyelenggaraan event dengan massa yang besar di sepanjang jalur MRT Jakarta seperti festival seni budaya atau perayaan pergantian tahun baru.
“PT MRT Jakarta (Perseroda) berterima kasih kepada masyarakat yang telah menaruh kepercayaannya terhadap layanan MRT Jakarta dan mitra-mitra pengumpannya sehingga lebih banyak orang yang menggunakan MRT Jakarta dalam mobilitas sehari-harinya,” jelas MRT Jakarta. (JB/03/Wid)