Jakarta, JaringBisnis. Dua siswa SMP Negeri 2 Depok, Jawa Barat, M Elbar Syahputra dan Indonesiana Ayuningtyas memeriahkan Hari Anak Nasional 2025 yang diselenggarakan Direktorat Kebudayaan Universitas Indonesia di Makara Art Center Universitas Indonesia, Depok, Rabu (23/7/2025). Keduanya mementaskan sebuah koreografi apik dengan menggabungkan gerakan pencak silat dan tari tradisional yang melahirkan decak kagum penonton.
Elbar dan Indonesiana merupakan siswa kelas 8A SMP Negeri 2 Depok dan merupakan siswa berprestasi di bidang yang berbeda. Elbar merupakan pesilat remaja penuh bakat yang sering memenangkan kompetisi pencak silat di level Nasional sedangkan Indonesiana merupakan penari yang sudah lama malang melintang di dunia panggung tari tradisional.
Elbar tercatat pernah meraih Juara 1 Tunggal Putra SD Tingkat Nasional Piala Menpora RI pada Desember 2022, Juara 1 Solo Kreatif Remaja Putra Festival Pencak Silat Tradisi Depok pada November 2023, Juara 2 Tunggal Pra-Remaja International Indonesian Student Open Pencak Silat Championship 2024, dan Juara 1 Piala Menpora Pencak Silat Seni pada Juli 2025.
Sedangkan Indonesiana pernah meraih Juara 1 sekaligus Juara Umum pada kejuaraan Tari Tradisional se-Jabodetabek, Februari 2025. Remaja putri ini juga aktif sebagai penari sekaligus pendongeng di ajang Jakarta Fair pada 2022 hingga 2024. Indonesiana juga pernah menjadi koreografer dalam pentas Teater Sastra UI berjudul “Ayu (tidak) Sekolah” karya sutradara I Yudhi Soenarto pada Desember 2024.
Dalam pentas Hari Anak Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Kebudayaan Universitas Indonesia, Elbar dan Indonesiana yang juga merupakan anggota Komoenitas Makara, komunitas seni dan budaya yang berbasis di Makara Art center UI, membawakan koreografi dengan jalan cerita mempertontokan aneka ragam gerak pencak silat dan tari tradisional dengan ilustrasi musik bernuansa Jawa timuran.
Elbar yang berasal dari perguruan silat PSHT ini mempertontonkan aksi jurus golok yang memukau, adapun Indonesiana menggabungkan ragam gerak khas Sunda dan Banyuwangi yang energik.
Bahkan di tengah koreografi mereka menyajikan pertempuran karena adanya selisih paham antara pesilat yang bersenjatakan golok dan penari yang bersenjatakan keris. Meski ada adegan pertempuran namun di akhir cerita mereka berdua menyajikan adegan perdamaian dan persahabatan yang layak disuarakan untuk membawa pesan damai pada penonton yang didominasi oleh siswa SD dan SMP itu.
Aksi pertunjukan keduanya terasa berkorelasi dengan materi yang dibawakan salah satu pembicara dalam acara sarasehan yang ada dalam rangkaian Hari Anak Nasional ini,yaitu Prof. Dra. Corinna D.S. Riantoputra, Guru Besar Fakultas Psikologi UI. Corinna menyatakan bahwa dalam pergaulan anak-anak jangan pernah takut berbeda pendapat, melatih sifat kritis baik untuk perkembangan karakter anak. (JB/03/Wid)