Jakarta, JaringBisnis. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung hadir dalam pembukaan High Level Political Forum on Sustainable Development (HLPF) di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York. Kehadirannya dinilai menjadi tonggak penting mengingat ‘Suara’ Jakarta di forum dunia menandai akselerasi peran Jakarta sebagai kota global yang aktif, adaptif, dan berkontribusi dalam percaturan isu-isu pembangunan berkelanjutan dunia.
Penilaian tersebut diungkapkan Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris bahwa saat ini adalah era di mana kota-kota memegang peran vital dalam menyelesaikan tantangan global seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan transformasi digital. Untuk itu, Jakarta harus segera bertransformasi menjadi simpul diplomasi kota (city diplomacy), penggerak solusi inovatif, serta laboratorium kebijakan yang mampu menginspirasi kota-kota lain di dunia.
“Saat ini, posisi ideal Jakarta di tingkat global adalah sebagai kota pemimpin kawasan Asia Tenggara. Ini artinya Jakarta menjadi motor transformasi regional yaitu dengan memantapkan diri sebagai aktor utama dalam diplomasi kota yang berbasis kepemimpinan lokal yang proaktif membangun aliansi strategis lintas negara dan kota,” jelas Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Menurut Fahira Idris, agar mampu memainkan peran sebagai ‘aktor’ global, Jakarta dituntut mampu mengintegrasikan setidaknya tiga pilar utama. “Pertama, tata kelola yang berkelanjutan dan akuntabel,” jelasnya.
Pilar ini bermakna bahwa Jakarta harus responsif, transparan, dan berbasis data dalam merancang kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan kesejahteraan jangka panjang.
Kedua, kekuatan masyarakat sipil yang partisipatif, yaitu warga perlu diberdayakan sebagai aktor pembangunan, dengan ruang partisipasi yang nyata dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan publik.
Ketiga, Jakarta dituntut memiliki visi pembangunan yang berakar pada keadilan sosial dan ekologis. Ini artinya, setiap kebijakan harus memastikan distribusi manfaat yang adil antar kelompok sosial, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan kota.
Pimpin arah perubahan
Selain itu, sudah saatnya Jakarta menjadi laboratorium pelokalan SDGs atau kota di mana agenda global diterjemahkan menjadi aksi nyata di tingkat lokal, berbasis data yang kuat, inovasi sosial yang inklusif, serta partisipasi aktif warga.
Visi sebagai kota global yang dinamis, membuat Jakarta juga harus membuka diri sebagai pusat pertukaran ide, mobilitas talenta, serta ekosistem teknologi dan investasi hijau. Ke depan, Jakarta bukan hanya tempat bertemunya peluang ekonomi, tetapi ruang tumbuhnya solidaritas transnasional, nilai-nilai keberlanjutan, dan kepemimpinan kota yang visioner.
“Dalam dunia yang semakin terkoneksi dan terdampak oleh krisis global, Jakarta dituntut untuk menjadi kota yang tidak hanya merespons, tetapi juga memimpin arah perubahan,” tandas Senator Fahira Idris.
Dalam HLPF 2025 pada 14-23 Juli 2025 yang bertema ‘Advancing Sustainable, Inclusive and Evidence-Based Solutions for the 2030 Agenda with No One Left Behind’, ada 37 negara yang dijadwalkan menyampaikan Tinjauan Nasional Sukarela (Voluntary National Reviews/VNRs). Salah satunya Indonesia yang akan memaparkan capaian, tantangan, serta praktik baik dalam implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) di berbagai sektor dan tingkatan pemerintahan. (JB/03/Jie/Wid)