KERETA CEPAT WHOOSH LAYANI 10 JUTA PENUMPANG

Ilustrasi. (kai)

General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menyampaikan bahwa capaian ini merupakan tonggak sejarah baru dalam perkeretaapian nasional.

“Pencapaian ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat terhadap layanan Kereta Cepat Whoosh. Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat kepada Whoosh sebagai moda transportasi masa depan,” ujar Eva dalam keterangannya.

Jumlah penumpang yang tinggi ini juga menjadi hasil dari berbagai strategi peningkatan layanan dan kemudahan akses transportasi. Tanpa adanya integrasi dengan moda transportasi pengumpan seperti kereta feeder, LRT Jabodebek, layanan bus, hingga taksi, capaian 10 juta penumpang ini tentu sulit terwujud.

“Ini adalah bukti bahwa Indonesia mampu mewujudkan transformasi besar di sektor transportasi untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat,” jelas Eva.

Transfer teknologi

Kereta Cepat Whoosh pertama kali dicanangkan pada 2015, kemudian dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pada 2016.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemegang saham, hingga seluruh mitra yang terlibat dalam pembangunan dan pengoperasian Whoosh.

Selain itu, perjalanan panjang pembangunan Whoosh juga menjadi bagian dari proses transfer teknologi dan pengetahuan dari tenaga profesional kepada SDM Indonesia. Kini, seluruh operasional Kereta Cepat Whoosh telah sepenuhnya dijalankan oleh SDM Indonesia, mencerminkan kemajuan signifikan dalam penguasaan teknologi tinggi di sektor transportasi nasional.

Dari sisi keberlanjutan dan efisiensi, hasil kajian dari Pusat Pengujian, Pengukuran, Pelatihan, Observasi dan Layanan Rekayasa Universitas Indonesia (Polar UI) menunjukkan bahwa emisi karbon Whoosh hanya sebesar 6,9 gram CO2 per penumpang kilometer.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kendaraan pribadi yang menghasilkan sekitar 12,7 gram CO2 per penumpang-kilometer. Dengan demikian, Whoosh telah berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon hingga 54%, sekaligus menekan potensi biaya kecelakaan lalu lintas hingga Rp2,91 miliar per tahun. (JB/03/Wid)