Jakarta, JaringBisnis. Indonesia kembali gagal membawa pulang Piala Sudirman, turnamen bulutangkis beregu campuran. Tahun ini, tim bulutangkis Indonesia hanya mampu bertahan hingga semifinal dalam turnamen yang berlangsung di Fenghuang Gymnasium, Xiamen, Tiongkok.
Menghadapi Korsel, Sabtu (3/5). Tim Indonesia sudah berjuang keras. Namun, Indonesia harus mengakui kemenangan Korsel dengan skor 3-2 melalui pertarungan selama enam jam dan harus puas hanya meraih medali perunggu.
Walau kembali gagal menjadi juara Piala Sudirman, penampilan tim bulutangkis Indonesia mendapat apresiasi Ketua DPR RI Puan Maharani. Puan mengatakan semangat dan daya juang para atlet pebulutangkis yang telaha berjuang untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional tetap harus diapresiasi.
“Kita tetap bangga atas semangat dan kerja keras para atlet. Kekalahan ini bukan akhir, tapi awal dari evaluasi besar untuk bangkit dan tampil lebih kuat ke depan,” kata Puan seperti dikutip dpr.go.id.
Puan mengatakan kekalahan Indonesia di Piala Sudirman 2025 harus dijadikan momentum untuk segera membenahi sistem regenerasi atlet. Dia menyebut pembinaan secara berkelanjutan kepada para atlet perlu dilakukan.
“Regenerasi atlet tidak boleh setengah-setengah. Ini saatnya pembinaan dilakukan dari akar rumput dengan sistem yang berkelanjutan dan berpihak pada pengembangan mental serta karakter juara,” tutur Puan.
Regenerasi atlet
Lebih jauh, Puan mengatakan regenerasi atlet bulutangkis masih perlu ditingkatkan. “Perlu ada konsistensi dalam pembinaan atlet muda, tidak hanya dari aspek teknis, tetapi juga mental dan kesiapan bertanding di level tertinggi,” jelas Puan.
Karenanya, mantan Menko PMK itu mengajak seluruh pemangku kepentingan di sektor olahraga untuk saling bergotong royong mengatasi masalah regenerasi di cabang olahraga bulutangkis. Puan mengatakan diperlukan gotong royong semua pihak untuk membenahi kekurangan yang ada.
“Ini bukan soal siapa yang salah, tapi bagaimana kita bisa berbenah bersama. Peran Kemenpora, KOI, PBSI, dan pemerintah daerah sangat penting untuk membangun sistem yang solid dan berkesinambungan,” tutur Puan.
Sejak Piala Sudirman digulirkan dan berlangsung dua tahun sekali, Indonesia baru satu kali menjadi juara yaitu saat menjadi tuan rumah edisi perdana pada 1989. Hingga kini, Tiongkok menjadi negara paling banyak menjadi juara yaitu sebanyak 14 kali. (JB/03/Wid)